Indonesia, dengan keragaman agama yang luas, memerlukan upaya-upaya berkelanjutan untuk menjaga harmoni dan solidaritas antaragama. Kolaborasi sosial adalah salah satu cara efektif untuk memperkuat hubungan antar komunitas agama. Samosir adalah contoh nyata dari masyarakat yang berhasil memelihara harmoni dalam keberagaman. Toleransi antaragama, kolaborasi sosial, dan penghormatan terhadap budaya serta tradisi lokal menjadi fondasi utama dalam menjaga kerukunan. Keragaman yang ada tidak dilihat sebagai pemisah, melainkan sebagai kekayaan yang memperkaya kehidupan sosial dan budaya masyarakat Desa Tumbun Sukkean Samosir. Pengabdian ini menggunakan metodologi PAR, Pendekatan PAR memungkinkan penelitian yang lebih inklusif dan transformatif, memberikan suara kepada komunitas yang sering kali terpinggirkan dalam proses penelitian tradisional. Dengan menggabungkan tindakan nyata dan refleksi, PAR berpotensi untuk menghasilkan perubahan sosial yang berarti dan berkelanjutan. Hasil dari pengabdian ini memperlihatkan bahwa Desa Tambun Sukkean Pulau Samosir dihuni oleh berbagai kelompok etnis, dengan mayoritas penduduknya berasal dari suku Batak Toba. Namun, di pulau ini juga terdapat komunitas dari berbagai agama, termasuk Kristen, Islam, Hindu, dan kepercayaan lokal Parmalim. Keragaman ini menciptakan dinamika sosial yang unik dan kaya. Melalui pendidikan, dialog, dan kegiatan sosial, masyarakat Samosir terus berupaya untuk memelihara dan memperkuat harmoni yang telah terjalin selama ini.