Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN SAYUR PEPAYA MUDA DAN AIR REBUSAN DAUN UBI JALAR TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS TALEGONG KABUPATEN GARUT TAHUN 2025 Juliani, Weni
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 5 No. 6 (2025): Nopember 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cakupan ASI eksklusif Jawa Barat pada 2021 mencapai 68,09 sementara Kabupaten Garut pada 2022 sebesar 68,7% dari target sebesar 85% artinya masih terdapat kesenjangan dari target yang harus dicapai. Kekurangan ASI dapat berisiko menyebabkan gangguan gizi, kekebalan yang lemah, dan infeksi pada bayi. Salah satu upaya untuk membantu meningkatkan roduksi ASI yaitu dengan cara mengkonsumsi sayur pepaya muda dan rebusan daun ubi jalar. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh pemberian sayur pepaya muda dan air rebusan daun ubi jalar terhadap produksi ASI. Penelitian ini menggunakan rancangan peneletian kualitatif dengan pendekatan studi kasus literatur review, yang dilakukan secara langsung kepada 2 orang Ibu menyusui yang ASI nya sedikit dimana 1 diberikan sayur pepaya muda dan 1 lagi diberikan air rebusan daun ubi jalar selama 7 hari. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh pemberian sayur pepaya muda terhadap peningkatan produksi ASI dengan meningkatkan produksi dari 130 cc menjadi 400 cc dalam 7 hari artinya ada peningkatan sebesar 270 cc. Pemberian air rebusan daun ubi jalar juga berpengaruh terhadap peningkatan produksi ASI dengan peningkatan dari 130 cc menjadi 350 cc dalam 7 hari artinya ada peningkatan sebesar 220 cc. sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan peningkatan produksi ASI antara yang diberikan sayur pepaya muda dan air rebusan daun ubi jalar dimana peningkatan lebih banyak pada ibu nifas yang diberikan sayur pepaya muda dengan selisih 50 cc. Diharapakan pada ibu nifas dapat mengimplementasikan penggunaan sayur pepaya muda untuk membantu kelancaran produksi ASI dengan benar sesuai anjuran yang diberikan.
HUBUNGAN PENGETAHUAN, STATUS GIZI DAN BUDAYA PANTANG MAKANAN TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM DI PUSKESMAS TALEGONG KABUPATEN GARUT TAHUN 2023 Juliani, Weni; Agus Santi Br. Ginting; Hidayani, Hidayani
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 4 No. 4: September 2024
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jirk.v4i4.8519

Abstract

Berdasarkan laporan tahunan Puskesmas Cibiuk tahun 2022 terdapat sebanyak 33,04% yang mengalami luka perineum dan mengalami kejadian infeksi luka perineum sebanyak 5 kasus. Perawatan luka perineum diharapkan mampu mencegah infeksi, meningkatkan rasa nyaman serta mempercepat penyembuhan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor dintaranya karakteristik ibu bersalin, kondisi luka, pengetahuan serta perawatan dan juga status gizinya. Tujuan dari untuk mengetahui hubungan pengetahuan, status gizi dan budaya pantang makanan terhadap penyembuhan luka perineum. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan metode observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah sebanyak 42 ibu nifas, tehnik pengambilan sampel adalah total sampling artinya seluruh populasi dijadikan sampel. Analisa data yaitu analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji Chi-Square test untuk melihat hubungan terhadap 2 variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi. Hasil penelitian diperoleh 64,3% dengan penyembuhan luka perineum baik, sebanyak 52,4% memiliki tingkat pengetahuan tinggi, sebanyak 61,9% memiliki status gizi baik dan 76,2% tidak memiliki budaya pantang makan. Hasil analisis bivariat menunjukkan pengetahuan p-value 0,000, status gizi p-value 0,004 dan budaya pantang makan p-value 0,052. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan status gizi dengan penyembuhan luka perineum. Diharapkan pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum dapat ditingkatkan menjadi lebih baik lagi sehingga luka perineum yang dialaminya akan sembuh seseuai fase dan mengurangi angka kejadian infeksi akibat perlukaan jalan lahir, serta diharapkan ibu-ibu nifas menambah pengetahuan dan wawasannya.