Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Fear of Missing Out (FOMO) dan Peran Influencer terhadap keputusan pembelian produk kuliner di Kota Batam. Latar belakang penelitian ini didasari oleh tingginya penetrasi internet dan aktivitas media sosial di Kota Batam yang menciptakan tren kuliner yang viral. Namun, fenomena ini tidak selalu diiringi dengan kepuasan konsumen, karena ekspektasi yang terbangun di media sosial seringkali tidak sejalan dengan pengalaman nyata. Populasi penelitian ini adalah konsumen yang pernah membeli produk kuliner viral di Kota Batam, dengan sampel sebanyak 400 responden yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik FOMO maupun Peran Influencer memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, baik secara parsial maupun simultan. Secara parsial, FOMO dan Peran Influencer memiliki nilai signifikansi (Sig.) masing-masing 0,000, yang lebih kecil dari 0,05. Secara simultan, kedua variabel secara bersama-sama memberikan kontribusi sebesar 71,7% terhadap keputusan pembelian, sementara sisanya 28,3% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian ini. Berdasarkan koefisien beta terstandardisasi, FOMO memiliki pengaruh yang lebih dominan (0,719) dibandingkan Peran Influencer (0,159). Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa strategi pemasaran kuliner di era digital harus memanfaatkan kekuatan FOMO dan influencer, namun juga harus memastikan kualitas produk dan layanan tetap konsisten untuk memenuhi ekspektasi konsumen dan menghindari review negatif.