Stunting merupakan salah satu masalah gizi kronis yang masih tinggi di Indonesia dan menjadi prioritas nasinal dalam bidang kesehatan, Kondisi ini terjadi akibat kekurangan giji dalam waktu yang lama, infeksi berulang, serta pola asuh dan lingkungan yang kurang mendukung. Stunting berdampak pada pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif, dan produktivitas anak di masa depan. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalens stunting di indonesia mencapai 30,7% angka ini masih di atas ambang batas yang ditetapkan WHO yaitu 20%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada balita usia 24-60 Bulan di Desa Dusun Bagot Raja, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross-sectional. Populasi penelitian adalah seluruh balita usia 24-60 bulan di Desa Dusun Bagot Raja sebanyak 41 responden yang diambil dengan teknik total sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuisioner dan dianalisis dengan Chi-Square menggunakan program SPSS. Variabel independen dalam penelitian ini meliputi berat badan lahir, asupan energi, pemberian ASI eksklusif, pola asuh, pendapatan keluarga, dan keragaman pangan Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Desa Dusun Bagot Raja sebesar 63%. Anaisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kejadian stunting dengan berat badan lahir (p= 0,011), asupan energi (p=0,009),pemberian ASI eksklusif (p=0,003), pendapatan keluarga (p=0,001), dan kergaman pangan (p=0,001). Sementara itu pola asuh tidak menunjukkan hubungan yang signifikan (p=0,082). Faktor yang paling dominan mempengaruhi kejadian stunting adalah pendapatan keluarga dan keragaman pangan Tingginya angka stunting di Desa Dusun Bagot Raja dipengaruhi oleh rendahnya pendapatan keluarga. Kurangnya keragaman pangan, aupan energi yang tidak terpenuhi, riwayar berat badan lahir rendah, dan pemberian ASI ekskusif yang tidak optimal. Upaya pencegahan perlu difokuskan pada peningkatan gizi keluarga, edukasi pola makan, gizi seimbang, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.