Jeny Suci Anggraini, Aliffia
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

UJI AKTIVITAS FIBRINOLITIK EKSTRAK ENZIM TEMPE GEMBUS DENGAN METODE CLOT LYSIS SECARA IN VITRO Jeny Suci Anggraini, Aliffia; Ana Indrayati; Endang Sri Rejeki
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 10 No 2 (2025)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.vi0.1187

Abstract

Aktivitas fibrinolitik merupakan proses pemecahan fibrin yang berperan penting dalam mencegah dan mengatasi pembentukan bekuan darah berlebih. Tempe gembus adalah hasil fermentasi dari sisa pembuatan tahu oleh mikroorganisme Rhizopus sp., diketahui masih mengandung protein yang berpotensi sebagai agen fibrinolitik alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar protein ekstrak enzim tempe gembus, menguji potensi aktivitas fibrinolitik, serta menentukan konsentrasi optimum dalam melisiskan bekuan darah secara in vitro menggunakan metode clot lysis. Pengambilan sampel dilakukan secara acak, kemudian dilakukan identifikasi gen pada tempe gembus dengan NCBI dan ClustalW. Tempe gembus yang didapat kemudian diekstraksi menggunakan buffer fosfat, dilanjutkan dengan pemurnian menggunakan ammonium sulfat 80%. Hasil ekstraksi digunakan untuk pengukuran kadar protein dengan metode Lowry. Pengujian aktivitas fibrinolitik dengan variasi konsentrasi 15%, 25%, 50%, dan 100% pada sampel dilakukan sebelum dan sesudah pemurnian. Nattokinase digunakan sebagai kontrol positif dan buffer fosfat sebagai kontrol negatif. Pengamatan lisis dengan metode clot lysis. Selanjutnya hasil clot lysis dianalisis menggunakan ANOVA pada aplikasi SPSS. Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar protein dalam ekstrak enzim tempe gembus menggunakan metode Lowry pada sampel sebelum pemurnian diperoleh 40,02µg/mL dan setelah pemurnian diperoleh 104,27 µg/mL. Persentase lisis bekuan darah yang optimum pada konsentrasi 100% dari sampel, dan setelah pemurnian sebesar 57%, yang berpotensi sebagai obat fibrinolitik secara in vitro.