Permintaan pasar yang tinggi akan kerang lokan segar di Kota Padang, menyebabkan tingginya eksploitasi (penangkapan) terhadap kerang ini di alam. Penangkapan yang biasa dilakukan oleh masyarakat adalah dengan cara menyelam dan menggali substrat di muara sungai atau mengutip dengan menggunakan tangan, sehingga kadangkala tidak memperhatikan ukuran dan kondisi reproduksi kerang yang tertangkap. Kerap kali kerang yang telah siap untuk bereproduksi ditangkap oleh pengumpul kerang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi dan kematangan gonad kerang lokan Batissa violacea Lamarck (1818) di muara batang anai Kota Padang. Penelitian ini dilaksanakan di muara sungai Batang Anai di daerah kandang asam Kecamatan Koto Tangah Kota Padang pada bulan Oktober -November Tahun 2022. Sampel kerang diambil di 5 (lima) stasiun dan dianalisis di Laboratorium Biologi Perikanan SUPM Negeri Pariaman. Total sampel kerang yang terkumpul adalah sebanyak 111 ekor. Diantara sampel yang terambil tersebut 74 ekor memiliki kelamin betina dan 37 ekor memiliki kelamin jantan. Kerang lokan jantan memiliki tingkat kematangan gonad (TKG) III dan IV. Sedangkan kerang betina memiliki TKG I dan II. Kerang lokan disinyalir mengalami pergantian kelamin pada fase dewasa dari betina ke jantan (Hermaprodit protogini). Sedangkan pola pemencaran populasi kerang lokan hampir sama pada semua stasiun merata (acak) kecuali pada pada ST 2 bulan Oktober yaitu 1,24 dan ST 1 bulan November, yaitu 1,06. Dengan demikian pola penyebaran kerang lokan adalah pada ST 2 bulan Oktober dan ST 1 bulan November mengelompok, dimana indeks morisita (Id) 1. Intensifnya pengambilan kerang di alam untuk diperjual belikan, dengan mengambil ukuran yang besar menyebabkan populasi kerang semakin berkurang, karena dikhawatirkan kerang yang diambil adalah kerang yang siap untuk memijah. Sehingga kelestarian kerang lokan di alam tidak berjalan secara berkesinambungan.