Gandi, Suradji
Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS LAPIS PONDASI JALAN DENGAN CAMPURAN MATERIAL BERVARIASI TINJAUAN CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR) Lestari, Mita; Yani, Muhammad Ikhwan; Gandi, Suradji
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 2, No 2: Edisi Juli 2016
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Lapis pondasi jalan, baik lapis pondasi bawah (subbase course), lapis pondasi bawah (base course) adalah lapisan yang mendukung lapis permukaan (surface course). Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara lapis pondasi bawah dan lapis permukaan. Lapisan pondasi atas terdiri dari material dominan kerikil, elemen lapis pondasi atas material yang digunakan adalah material ATB (Asphalt Treated Base) atau disebut laston (lapis aspal beton) atas. Komposisi campuran material (batu, pasir dan abu batu) jika dikomposisikan dengan benar akan menghasilkan nilai CBR yang besar. Semakin besar nilai CBR maka semakin kuat lapis pondasi jalan. Pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi 2, yaitu pengujian pendahuluan dan pengujian utama. Pengujian pendahuluan digunakan untuk mengetahui sifat fisik dari agregat. Sedangkan pengujian utama adalah pengujian CBR dan pemadatan. Nilai CBR merupakan nilai bandingan antara gaya yang diperlukan untuk menekan tanah dengan piston yang berukuran standar (1925 mm²). Persyaratan utama dari lapis pondasi agregat kelas A adalah nilai CBR harus mencapai minimal 90%.Dari tiga lokasi daerah sampel batu yang diambil yaitu batu Palurejo, batu Sibung/Saing dan Tangkiling. Ada 2 daerah yang memenuhi syarat untuk agregat base kelas A yaitu batu Sibung/Saing dan batu Tangkiling. Dari tiga komposisi yang dibuat ada satu komposisi yang memenuhi syarat yaitu komposisi II (60% batu, 30% abu batu, 10% pasir) dengan nilai CBR batu Sibung/Saing 90,50% dan batu Tangkiling 90,33%, sedangkan untuk batu Palurejo tidak memenuhi syarat dengan nilai CBR 77,77%<90%.Kata Kunci: CBR, Pemadatan, Agregat
ANALISIS PARAMETER DAYA DUKUNG TANAH BERDASARKAN KORELASI NILAI STANDARD PENETRATION TEST (SPT) DAN CONE PENETRATION TEST (CPT) Bernanton, Bernanton; Yani, Muhammad Ikhwan; Gandi, Suradji
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 3, No 1: Edisi Januari 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Tanah mempunyai karakteristik dan bentuk yang berbeda-beda, dari yang mempunyai daya dukung rendah sampai yang mempunyai daya dukung tinggi. Untuk mengetahui sifat dan karakter tanah dapat dilakukan secara langsung dengan pengujian SPT dan CPT di lapangan serta pengujian tanah di laboratorium.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui klasifikasi tanah dan korelasi antara pengujian CPT atau sondir dengan SPT serta mendapatkan nilai daya dukung tanah berdasarkan Teori Meyerhof, Terzaghi dan Peck.Pemeriksaan sifat fisik tanah dari dua lokasi yang berbeda berdasarkan AASHTO menunjukkan, di Kota Ketapang termasuk kelompok A-7-5 yaitu jenis tanah lempung dan Desa Tewang Menyangen termasuk kelompok A-4 yaitu dengan jenis tanah lanau. Sedangkan berdasarkan sistem klasifikasi Unified keduanya tergolong dalam kelompok OH dan OL yaitu tanah lempung dan lanau. Untuk nilai daya dukung, Ketapang Kalimantan Barat pada kedalaman 20 meter berdasarkan besar qc-CPT= 60 kg/cm2 diperoleh nilai daya dukung sebesar 54,976 ton dan berdasarkan nilai N-SPT= 12 Pukulan diperoleh nilai daya dukung sebesar 52,8 ton. Sedangkan Desa Tewang Menyangen pada kedalaman 16 meter berdasarkan besar qc-CPT= 200 kg/cm2 diperoleh nilai daya dukung sebesar 126,698 ton dan berdasarkan nilai N-SPT= 43 Pukulan diperoleh nilai daya dukung sebesar 236,8 ton. Dan hasil penelitian di Kota Ketapang pada kedalaman 20 meter S1-BH1 diperoleh nilai perlawanan konus (qc) sebesar 60 kg/cm2 dan N-SPT sebanyak 12 pukulan didapat angka korelasi qc= 4,7996 N +5,983, S2-BH2 diperoleh nilai perlawanan konus (qc) sebesar 55 kg/cm2 dan N-SPT sebanyak 12 pukulan didapat angka korelasi qc= 4,6221 N+1,2841, Desa Tewang Menyangen pada kedalaman 16 meter S1-BH1 diperoleh nilai perlawanan konus (qc) sebesar 200 kg/cm2 dan N-SPT sebanyak 43 pukulan didapat angka korelasi qc= 4,0148 N-21,094, S2-BH2 diperoleh nilai perlawanan konus (qc) sebesar 130 kg/cm2 dan N-SPT sebanyak 31 pukulan didapat angka korelasi qc= 3,3587 N+9,9383. Dan berdasarkan hasil penelitian apabila dibandingkan dengan hasil penelitian oleh Terzaghi dan Peck diperoleh perbedaan angka korelasi, di mana penelitian oleh Terzaghi dan Peck dengan angka korelasi yang diperoleh hanya qc= 4 N.Kata Kunci: Klasifikasi tanah, daya dukung tanah, korelasi
PENGARUH VARIASI TAHAPAN PEMBEBANAN (RASIO PEMBEBANAN) TERHADAP PERILAKU PEMAMPATAN TANAH GAMBUT TROPIS BERSERAT Pramono, Setiyo; Sarie, Fatma; Gandi, Suradji; Yani, Muhammad Ikhwan
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 4, No 1: Edisi Januari 2018
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku pemampatan tanah gambut berserat dengan mengkaji kurva hubungan ε vs log t dan kurva hubungan angka pori (e) vs log t dan membandingkan perilaku pemampatan tanah gambut berserat (fibrous peat) yang ditest dengan diberi variasi tahapan pembebanan (rasio pembebanan). Sampel tanah yang diuji berupa sampel tanah gambut terganggu dan gambut tidak terganggu, yang diambil di Daerah Bereng Bengkel Km 35 Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah.Metode penelitian yang digunakan adalah metode uji laboratorium dengan menggunakan serangkaian test konsolidasi pada tanah gambut berserat (fibrous peat) tak terganggu. Lokasi yang dipilih  untuk pengambilan sampel adalah Daerah Bereng Bengkel Km 35. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembebanan bertahap memberikan pengaruh terhadap perilaku pemampatan tanah gambut berserat (fibrous peat). Hasilnya menunjukan bahwa  setelah beban diberikan, pemampatan yang terjadi untuk perlakuan rasio 2 dan rasio 3 lebih besar dibandingkan dengan sampel tanah gambut yang diuji dengan rasio 1.Untuk sampel yang diberikan perlakuan dengan rasio 1 mengalami penurunan kadar air sebesar: 36,854% dan pengecilan angka pori sebesar: 54,327%, untuk sampel dengan perlakuan rasio 2 mengalami penurunan kadar air sebesar: 38,853% dan pengecilan angka pori sebesar 54,804%, sedangkan untuk sampel dengan perlakuan rasio 3 mengalami penurunan kadar air sebesar 57,132 % dan pengecilan angka pori sebesar: 60,800%. Perbedaan perlakuan pembebanan pada masing-masing sampel juga mengakibatkan adanya perbedaan nilai-nilai parameter konsolidasi tanah gambut berserat (fibrous peat). Dari hasil pengujian konsolidasi diperoleh bahwa sampel dengan rasio 2 dan rasio 3 menunjukkan nilai konstanta pemampatan primer (a) dan konstanta pemampatan sekunder (b) yang lebih kecil dibandingkan dengan sampel rasio 1. Selain itu diperoleh nilai regangan yang lebih besar untuk sampel dengan rasio 2 dan rasio 3 dibandingkan dengan nilai regangan pada sampel dengan rasio 1. Dari pengujian konsolidasi diperoleh faktor kecepatan pemampatan sekunder (λ/b) untuk sampel dengan perlakuan rasio 2 dan rasio 3 nilainya lebih besar dibandingkan dengan rasio 1, hal ini mungkin disebabkan karena pemberian rasio 2 dan 3 pada pembebanan terakhir telah mencapai kecepatan pemampatan yang maksimal.Kata Kunci: Tanah Gambut, Pembebanan, Pemampatan
PENGARUH NILAI POROSITAS TERHADAP NILAI KONSOLIDASI DARI TANAH GAMBUT Apriyanto, Apriyanto; Yani, Muhammad Ikhwan; Gandi, Suradji
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 2, No 1: Edisi Januari 2016
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Nilai porositas (n) adalah perbandingan antara volume ruang kosong/rongga dengan volume total (Koesoemadinata, 1980). Bila suatu lapisan tanah mengalami tambahan beban di atasnya, maka air pori akan mengalir dari lapisan tersebut dan volumenya akan menjadi lebih kecil disebut proses konsolidasi (Sahnohilhami, 2010). Sifat ini perlu diketahui untuk mengetahui besar kecilnya konsolidasi dari besar pori, kadar air, serta kerapatan tanahnya. Dari hasil analisis data yang diperoleh dari pengujian di labolatorium pada tiga lokasi yaitu Jl. Lingkar Luar, Jl. Bukit Kaminting dan Jl. Hiu Putih diperoleh nilai porositas (n) daerah Jl. Linkar Luar 12,348 %, daerah Jl. Bukit Kaminting 16,227 %, daerah Jl. Hiu Putih 12,124 %, waktu penurunan konsolidasi (t90) daerah Jl. Lingkar Luar 37,3 detik, daerah Jl. Bukit Kaminting 33 detik, daerah Jl. Hiu Putih 33,98 detik dan besar penurunan konsolidasi yang terjadi (Sc) daerah Jl. Lingkar Luar 3,708 mm, daerah Jl. Bukit Kaminting 3,740 mm, daerah Jl. Hiu Putih 3,686 mm. Dari hasil analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara nilai porositas (n) terhadap besar konsolidasi tanah yaitu semakin besar nilai porositas maka semakin besar konsolidsai yang terjadi, sedangkan terhadap waktu penurunan semakin besar nilai porositas maka semakin cepat waktu penurunannya. Kata Kunci: Porositas, Konsolidasi, Tanah Gambut