Dalam rangka mengoptimalkan pembinaan narapidana, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) memberikan dua bentuk program, yaitu pembinaan kepribadian dan kemandirian. Sejalan dengan hal tersebut, Lapas Kelas IIA Salemba menghadapi tantangan spesifik dalam membina narapidana tindak pidana korupsi (Tipikor) yang memiliki latar belakang intelektual tinggi dan cenderung skeptis terhadap pendekatan konvensional. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui strategi komunikasi petugas pemasyarakatan dalam mendukung pembinaan kepribadian bagi narapidana tipikor serta hambatan yang dihadapi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sumber data primer dan sekunder dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi, serta dianalisis menggunakan teori strategi Henry Mintzberg dan konsep pembinaan berdasarkan SPPN (Sistem Penilaian Pembinaan Narapidana). Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi yang diterapkan mencakup pendekatan partisipatif melalui forum diskusi dan konseling individual, pemberian ruang refleksi moral, serta peningkatan kapasitas petugas dalam komunikasi persuasif. Strategi ini mendorong narapidana mengenali kesalahan, membangun integritas, dan siap kembali ke masyarakat. Namun, pelaksanaannya menghadapi hambatan seperti resistensi narapidana, perbedaan status sosial, keterbatasan petugas terlatih