Introduction: Premature rupture of the membranes occurs when the amniotic membrane bursts before 37 weeks of gestation. Preterm labour is the primary cause of perinatal and neonatal death, with premature membrane rupture accounting for 40% of cases. This study aimed to investigate the relationship between the incidence of premature rupture of membranes (PROM) with maternal characteristics and neonatal outcomes.Method: This study was carried out through medical record analysis in premature rupture of membrane patients at the Regional General Hospital Prof. Dr. Margono Soekarjo for the period July 2022 to March 2023 using descriptive and analytical methods with a cross-sectional study design. Results: Among 139 patients with PROM, the majority of patients are less than 35 years old, multipara, term birth, and education level below junior high school. For neonatal outcomes, both infants with PROM and without PROM, the majority were born with normal weight, first and fifth-minute APGAR without asphyxia, and male. The results found a significant relationship between gestational age, maternal education level, birth weight, and neonatal APGAR scores on the incidence of PROM.Conclusions: premature rupture of membrane significantly impact neonatal outcome including birth weight, first-minute APGAR, and fifth-minute APGAR.Hubungan Karakteristik Maternal dan Luaran Neonatus Kasus Ketuban Pecah DiniAbstrakPendahuluan: Ketuban pecah dini terjadi ketika selaput ketuban pecah sebelum usia kehamilan 37 minggu. Persalinan prematur adalah penyebab utama kematian perinatal dan neonatal dengan ketuban pecah dini mencapai 40% kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kejadian ketuban pecah dini dan karakteristik ibu dan luaran neonatal.Metode: Penelitian ini dilakukan melalui analisis rekam medis pada pasien ketuban pecah dini di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Margono Soekarjo periode Juli 2022 hingga Maret 2023. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode deskriptif dan analitik dengan desain studi cross-sectional.Hasil: Dari 139 pasien ketuban pecah dini, mayoritas pasien berusia kurang dari 35 tahun, multipara, lahir cukup bulan, dan tingkat pendidikan di bawah SMP. Untuk luaran neonatal, baik bayi dengan ketuban pecah dini, maupun tanpa ketuban pecah dini, mayoritas lahir dengan berat badan normal, APGAR menit pertama dan kelima tanpa asfiksia, dan berjenis kelamin laki-laki. Hasil penelitian menemukan adanya hubungan yang signifikan antara usia kehamilan, tingkat pendidikan ibu, berat badan lahir, dan skor APGAR neonatus terhadap kejadian ketuban pecah dini.Kesimpulan: ketuban pecah dini berdampak signifikan terhadap luaran neonatal termasuk berat badan lahir, APGAR menit pertama, dan APGAR menit kelima..Kata kunci: ketuban pecah dini, karakteristik maternal, luaran neonatus, study analitik