Islamic studies, as a global academic discipline, exhibits significant diversity of approaches, influenced by the cultural, historical, and political contexts of each region. This background to the problem prompts the need for comparative analysis to understand the landscape of Islamic scholarship as a whole. Therefore, the focus of this research is to map and compare the practice of Islamic studies in several representative countries, such as Indonesia, Turkey, Egypt, and the Western region (the United States and the United Kingdom). The primary research method used is library research, collecting data from various scientific journals and relevant literature. The data was then analyzed descriptively and comparatively to identify the distinctive characteristics of each region. Key findings demonstrate clear differences in approach: Indonesia emphasizes the pesantren tradition and moderation, Turkey integrates Islamic studies with the modern education system, Egypt excels in classical studies, while the West tends to be more critical, interdisciplinary, and focuses on contemporary issues such as pluralism. The main conclusion of this research emphasizes that this diversity of approaches constitutes an intellectual wealth. Thus, academic collaboration and intercultural dialogue are crucial for building a more holistic, inclusive understanding of Islam that is able to respond to the challenges of the global era. ABSTRAKStudi Islam sebagai disiplin akademis global menunjukkan keragaman pendekatan yang signifikan, dipengaruhi oleh konteks budaya, sejarah, dan politik di setiap wilayah. Latar belakang masalah ini mendorong perlunya analisis komparatif untuk memahami lanskap keilmuan Islam secara utuh. Oleh karena itu, fokus penelitian ini adalah memetakan dan membandingkan praktik Studi Islam di beberapa negara representatif seperti Indonesia, Turki, Mesir, serta kawasan Barat (Amerika Serikat dan Inggris). Sebagai langkah penelitian utama, metode yang digunakan adalah studi kepustakaan (library research), dengan mengumpulkan data dari berbagai jurnal ilmiah dan literatur relevan. Data tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif-komparatif untuk mengidentifikasi karakteristik khas di setiap kawasan. Temuan utama menunjukkan perbedaan pendekatan yang jelas: Indonesia menekankan tradisi pesantren dan moderasi, Turki mengintegrasikan studi Islam dengan sistem pendidikan modern, Mesir unggul dalam kajian klasik, sedangkan Barat cenderung lebih kritis, interdisipliner, dan fokus pada isu kontemporer seperti pluralisme. Simpulan utama dari penelitian ini menegaskan bahwa keragaman pendekatan tersebut merupakan sebuah kekayaan intelektual. Dengan demikian, kolaborasi akademis dan dialog antarbudaya menjadi sangat krusial untuk membangun pemahaman tentang Islam yang lebih holistik, inklusif, dan mampu merespons tantangan zaman secara global.