Kumahartati, Intan
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

HUBUNGAN JUMLAH SEL LEUKOSIT MONONUKLEAR (MONOSIT, LIMFOSIT) DENGAN HASIL UJI TUBEX TF TERHADAP PASIEN SUSPEK DEMAM TIFOID Kumahartati, Intan; Woelansari, Evy Diah; Istanto, Wisnu; Suhariyadi, Suhariyadi
CENDEKIA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Vol. 5 No. 4 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/cendekia.v5i4.7143

Abstract

Typhoid fever can be diagnosed in suspected patients through the Tubex TF test, which has a relatively high sensitivity and specificity of 73%. Typhoid fever can also be diagnosed by examining the number of mononuclear leukocytes, particularly monocytes and lymphocytes, which are indicators of bacterial infection. Typhoid fever is a disease caused by Salmonella typhi. Typhoid fever cases in Indonesia range from 350 to 810 per 100,000 people, with a prevalence of 1.6%. The purpose of this study was to determine the relationship between the number of mononuclear leukocytes (monocytes and lymphocytes) and Tubex TF results in patients suspected of typhoid fever. This study was an analytical observational study and the sampling technique used was consecutive sampling, with all subjects meeting the selection criteria, amounting to 63 samples. The number of mononuclear leukocytes (monocytes, lymphocytes) was determined using a Hematology Analyzer and the Tubex TF test was determined using the IMBI method. Spearman's correlation test was used for statistical analysis. The findings showed a significant correlation between the number of monocytes and the Tubex TF results in patients suspected of typhoid fever (p = 0.006 < ? = 0.05). In contrast, no significant correlation was found between the number of lymphocytes and the Tubex TF results in the same group of patients (p = 0.296 > ? = 0.05). ABSTRAKDiagnosis demam tifoid pada pasien suspek dapat dilakukan melalui uji Tubex TF yang menunjukkan sensitivitas dan spesifisitas yang relative tinggi, yaitu sebesar 73%. Demam tifoid dapat pula didiagnosis dengan pemeriksaan jumlah sel leukosit mononuklear, khususnya sel monosit dan sel limfosit yang akan menjadi indikator ketika terjadi infeksi akibat bakteri. Demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Kasus demam tifoid di Indonesia berkisar antara 350 hingga 810 per 100.000 penduduk, dengan prevalensi 1,6%. Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui hubungan jumlah sel leukosit mononuklear (monosit, limfosit) dengan hasil Tubex TF pada pasien suspek demam tifoid. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dan juga teknik pengambilan sampelnya ialah dengan cara Consecutive Sampling yaitu semua subyek yang memenuhi kriteria pemilihan yaitu sebanyak 63 sampel. Jumlah sel leukosti mononuclear (monosit, limfosit) ditentukan dengan alat Hematology Analyzer dan uji Tubex TF ditentukan dengan metode IMBI. Uji korelasi Spearman digunakan untuk analisis statistik. Temuan menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah monosit dan hasil Tubex TF pada pasien yang diduga demam tifoid (p = 0,006 < ? = 0,05). Sebaliknya, tidak ditemukan korelasi yang signifikan antara jumlah limfosit dan hasil Tubex TF pada kelompok pasien yang sama (p = 0,296 > ? = 0,05).