Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Efektivitas Daun Singkong (Manihot esculenta) Var. Malang 1 Sebagai Pereduksi Kadar Formalin Pada Udang Putih (Pennaeus vannamei) Wirawan Wirawan; Lorine Tantalu; Gatut Suliana
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 17 No 3 (2017)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.223 KB) | DOI: 10.25181/jppt.v17i3.305

Abstract

Miscarriage of formalin used as preservative agent for highly perishable commodity was remained problem. Among the fishermen and fish seller tend to use this compound to prolong the commodity to avoid decay. Moreover, great protein for human health is common come from fisheries product. Saponin compound could reduce formaldehyde levels in white shrimp. Cassava leaf var. Malang 1 which abandoned in Malang contains saponin compounds 3,8% w/w. This research used white shrimp which are soaked in formalin solution and then soaked in cassava leaf extract. The experimental design was used a completely randomized design (CRD) with 2x4 factorials. The experiment used two factors, there are concentration of cassava leaf extract (3%, 6% and 9%) which 0% as control and soaked time (0, 15, 30 and 60 minutes) store in room temperature. The main focus parameter used formaldehyde test by applied formalin test kit. The result showed that by soaked by using cassava leaf extract could reduce began at 0 minutes and more extremely great reducer in 60 minutes in 3% consentration of cassava leaf extract. 
Pembuatan Egg Roll dari Tepung Labu Kuning (Cucurbita Muschata Durch) Modifikasi Sebagai Pengganti Tepung Terigu Rading, Yohana Vantiana; Mushollaeni, Wahyu; Wirawan, Wirawan
Jurnal Riset Multidisiplin dan Inovasi Teknologi Том 2 № 01 (2024): Jurnal Riset Multidisiplin dan Inovasi Teknologi
Publisher : PT. Riset Press International

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59653/jimat.v2i01.350

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kombinasi terbaik dari tepung labu kuning modifikasi dan tepung terigu untuk menghasilkan egg roll labu kuning dengan kualitas fisik, kima dan organoleptik terbaik egg roll tepung labu kuning modifikasi dengan kombinasi tepung terigu dan analisis kelayakan usaha. Metode penelitian menggunakan Racagan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu kombinasi tepung terigu dan tepung labu kuning dengan 5 taraf perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan dari penelitian ini yaitu: P1 ( 70%:30% ); P2 ( 60%:40% ); P3 ( 50%:50% ); P4 ( 40%:60% ); P5 ( 30%:70% ). Dalam pembuatan egg roll didapat perlakuan terbaik dengan kombinasi tepung terigu 40% dan tepung labu kuning 60% dengan nilai masing-masing parameter yang diuji yaitu kadar air 3,00%, kadar abu 1,68%, serat kasar 3,79%. Dan hasil uji organoleptik yaitu uji kesukaan Rasa 4,62 (sangat suka), uji kesukaan warna 4,53 (sangat suka), uji kesukaan aroma 4,53 (sangat suka) dan uji kesukaan tekstur 4,42 (suka). Dan hasil analisis kelayakan usaha HPP sebesar Rp. 13.900 dengan harga jual untuk satu kemasan Rp. 22.240 BEP yang diperoleh 5,341 unit. BEP harga sebesar Rp. 120.819.397 sedangkan RCR sama dengan 1,54 yang berarti usaha egg roll dari tepung labu kuning modifikasi dan kombinasi tepung terigu layak untuk diusahkan karena RCR> dari 1.
Fortifikasi Tepung Ikan Teri Nasi (Stolephorus Sp.) pada Bakso Ayam dengan Penggunaan Kombinasi Tepung Diniarti, Yulita Oktavia; Wahyu Mushollaeni, Wahyu; Wirawan, Wirawan
JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Vol 5 No 1 (2025): Mei
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55678/jasathp.v5i1.1847

Abstract

Pemanfaatan ikan teri sampai saat ini masih terbatas pada usaha pengasinan dan dikonsumsi secara langsung. Ikan teri dalam bentuk tepung dapat digunakan sebagai bahan fortifikasi nutrisi pada produk pangan lainnya, dikarenakan kadar kalsiumnya yang cukup tinggi (500 mg/100 g). Salah satu produk pangan yang umum dikonsumsi oleh masyarakat dan berpotensi untuk dapat ditambahkan tepung ikan teri adalah bakso. Oleh karena itu, dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi terbaik dari bakso ayam yang menggunakan campuran tepung ikan teri, tepung tapioka, tepung mocaf, atau tepung talas yang memiliki kualitas terbaik. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan satu faktor. Perlakuan terbaik untuk menghasilkan bakso ayam yang dibuat dengan kombinasi bahan tepung ikan teri dan tepung lainnya sebagai bahan pengisi adalah formulasi tepung tapioka 30% dengan tepung ikan teri 20%. Bakso tersebut memiliki kadar kalsium 214,01 ppm; kadar tekstur 13,93 N; Kadar warna 21,94 dan rata-rata nilai kesukaan panelis adalah suka (Tekstur 2,7; rasa 2,86; warna 2,78; dan aroma 2,67).
Pengaruh Kombinasi Tapioka dan Bahan Pengenyal dalam Pembuatan Galantin Ikan Kembung Rendah Limbah Lasmi Latu, Priska Sulfiaster; Mushollaeni, Wahyu; Wirawan, Wirawan
JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Vol 5 No 1 (2025): Mei
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55678/jasathp.v5i1.1851

Abstract

East Manggarai in East Nusa Tenggara Province has rich marine resources and abundant productivity. One of the marine commodities is mackerel (Rastrelliger kanagurta). Currently, especially in East Nusa Tenggara, mackerel is primarily used as a side dish and processed into local food products. However, given its complete nutritional content, mackerel has the potential to be developed into a raw material for healthy food products that benefit human health. This research aims to determine the best treatment for the use of firming agents and their concentrations in the production of mackerel fish galantine. This study used a Randomized Block Design (RBD) with two factors: type of firming agent (CMC, carrageenan, agar) and concentration (1%, 2%, 3%). The tests conducted included calcium content, texture, and L* value (brightness) of the galantine. The best treatment was the use of CMC as a firming agent at a concentration of 3%. This formula produced mackerel fish galantine with a calcium content of 313.40 ppm, texture value of 12.20 N, brightness value (L) of 18.06, and an average preference test result of "like" (texture 2.68, taste 2.63, color 2.60, and aroma 2.73).
Material Flow Analysis and Carbon Footprint Assessment of Rice Husk Biochar Production Using Slow and Fast Pyrolysis Methods Newol, Kristina Yaneti; Sasongko, Pramono; Wirawan, Wirawan
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia Vol 10, No 1 (2025): EDISI MARET 2025
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/rekabuana.v10i1.6818

Abstract

The utilization of rice husk in Indonesia concentrate to low economic value products, while this biomass waste has significant potential for various higher-value applications. This study aims to analyze material flow (Material Flow Analysis) and calculate the carbon footprint of the rice husk biochar production process using pyrolysis methods. The pyrolysis techniques employed were slow pyrolysis and fast pyrolysis at the Renewable Energy Laboratory of Tribhuwana Tunggadewi University. This study shows that the slow pyrolysis method with 30.05 kg of rice husk input and 0.6 kg of water produces 38.2% biochar yield, while fast pyrolysis with 0.5 kg of rice husk input without water produces a yield of 40.6%. Carbon trail analysis revealed that in slow pyrolysis, of the total carbon input 0.971 kg only 0.674 kg identified in the final product (BioChar 0.410 kg, Bio-Oil 0.250 kg, gas 0.014 kg), while fast pyrolysis of the total carbon input of 3.003 kg produces 1,1532 kg carbon in the final product (biochar 0.415 kg, bio-il 0.5656 kg, gas 0.1726 kg), with electrical energy consumption that produces emissions of 1,983 kgCO2e. Pyrolysis technology has proven to convert rice husks into high -value BioChar, with fast pyrolysis shows a higher yield and better process efficiency without the addition of water. Although fast pyrolysis produces higher emissions, slow pyrolysis with the use of residual gas is more recommended for regions with limited electricity networks.
KARAKTERISTIK TEH CELUP HERBAL KAJIAN PROPORSI BUNGA TELANG (Clitoria ternatea L) DAN BATANG SERAI (Cymbopogon citratus) TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, KADAR AIR, pH, WARNA DAN ORGANOLEPTIK Yudiastama, Elionora Sinari; Handayani, Sri; Wirawan, Wirawan
Jurnal Teknologi Pangan Vol 17, No 2 : Desember 2023
Publisher : UPN VETERAN JAWA TIMUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jtp.v17i2.4262

Abstract

Teh herbal merupakan salah satu minuman dari bahan daun atau bunga. Salah satu inovasi bahan dalam pembuatan teh herbal adalah bunga telang dan batang serai. Bunga telang mengandung flavonoid, antosianin, dan flavonol glikosida yang merupakan senyawa pencegah radikal bebas. Batang serai merupakan salah satu tanaman yang memiliki senyawa aromatic dan memiliki potensi sebagai antioksidan seperti sitronelal dan geraniol.  Tujuan penelitian ini adalah 1) mengetahui pengaruh proporsi bunga telang dan batang serai terhadap kualitas kimia yaitu aktivitas antioksidan, kadar air, pH, warna L*a*b*, kualitas organoleptik teh celup; 2) mengetahui proporsi bunga telang dan batang serai terbaik terhadap aktivitas antioksidan, kadar air, pH, warna L*a*b*, organoleptik. Rancangan penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan, yaitu K1=bunga telang 100%, K2=bunga telang 90%: batang serai 10%, K3=bunga telang 80%:batang serai 20%, K4=bunga telang 70%:batang serai 30%, K5=bunga telang 60%:batang serai 40%. Hasil penelitian menunjukkan Perlakuan  proporsi bunga telang dan batang serai yang berbeda berpengaruh terhadap kadar antioksidan, kadar air, nilai kecerahan L (lightness), dan uji organoleptik. Parameter pH, nilai kemerahan *a (redness), warna kekuningan *b (yelllowness) tidak berpengaruh pada perlakuan penelitian. Perlakuan terbaik dalam penelitian ini adalah proporsi bunga telang 60%:batang serai 40% menghasilkan the celup dengan karakteristik: aktivitas antioksidan 69,92%, kadar air 7,32%, pH 7,13, nilai kecerahan L* (lightness) 1,81, nilai kemerahan a*(redness) 1,09, nilai kekuningan b* (yellowness) 2,98, dan uji organoleptik kesukaan warna 4,9, kesukaan rasa 4,4, kesukaan aroma 4,1 dengan kategori suka