Speech delay merupakan gangguan berbicara yang terjadi pada anak. Prevalensi speech delay di Indonesia mencapai 5-10%. Speech delay dapat disebabkan oleh sejumlah faktor risiko. Menemukan faktor risiko internal dan eksternal terkait dengan speech delay di Praktek Spesialis Tumbuh Kembang Anak Masadini adalah tujuan penelitian ini. Desain penelitian case-control digunakan dalam penelitian ini. Populasi penelitian ini adalah semua anak yang mengalami speech delay dengan sampel berjumlah 52 orang didapatkan dari anak yang melakukan pemeriksaan dan anak yang terkonfirmasi mengalami speech delay di Praktek Spesialis Tumbuh Kembang Anak Masadini. Consecutive sampling adalah metode penelitian yang digunakan. Pada penelitian ini speech delay menjadi variabel terikat dan faktor risiko menjadi variabel bebas. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, yang kemudian dilakukan uji chi-square dan uji fisher’s exact. Didapatkan hasil usia [p= 1,000], jenis kelamin [OR 4,2 (95% CI: 1,213-14,541; p= 0,020)], kelahiran prematur [OR 9,211 (95% CI: 1,043-81,361; p= 0,050)], berat badan lahir rendah [OR 9,211 (95% CI: 1,043-81,361; p= 0,050)], pola asuh [0,257 (95% CI: 0,078-0,849; p= 0,023)], pendidikan ibu [OR 4,714 (95% CI: 1,266-17,561; p= 0,034)], pendidikan bapak [OR 1,406 (95% CI: 0,446-4,432; p=0,560)], paparan gadget [OR 4,250 (95% CI: 1,332-13,562; p=0,012)], jumlah bahasa [OR 0,157 (95% CI: 0,030-0,822; p=0,038)], pekerjaan ibu [OR 1,206 (95% CI: 0,363-4,013; p=0,760)], dan jumlah anak [OR 0,764 (95% CI: 0,180-3,237; p=1,000)]. Hasilnya, ditemukan korelasi antara kejadian speech delay dan faktor risiko seperti jenis kelamin, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, pola asuh, pendidikan ibu, paparan gadget, dan jumlah bahasa.