Prevalensi pengguna Napza di Indonesia selama tahun 2021 mengalami peningkatan sebesar 0,15%, sehingga menjadi 1,95% atau 3,66 juta jiwa. Beberapa program dilakukan untuk mengurangi prevalensi tersebut, termasuk program rehabilitasi yang dilakukan di RSJ Provinsi Bali. Salah satunya adalah dengan melakukan identifikasi pola kepribadian dan sindroma klinis memakai Millon Clinical Multiaxial Inventory. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi pola kepribadian dan sindroma klinis berdasarkan identifikasi Millon Clinical Multiaxial Inventory pada pasien rehabilitasi Napza di RSJ Provinsi Bali selama tahun 2021-2022. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik potong lintand. Data diambil dari rekam medis selama dua tahun yang meliputi karakteristik pasien, pola kepribadian dan sindroma klinis dari MCMI-IV. Sampel diambil menggunakan metode total sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dari hasil penelitian dilakukan analisis 76 data responden tahun 2021-2022, dengan karakteristik responden seluruhnya berjenis kelamin laki-laki, terbanyak pada kelompok usia 25-29 tahun, pendidikan terakhir adalah SMA/sederajat, bekerja sebagai karyawan swasta, berasal dari kabupaten Buleleng, dan menggunakan Napza jenis stimulan. Clinical personality pattern terbanyak adalah narsisistik (94,7%), severe personality pathology terbanyak adalah paranoid (88,2%), dan clinical syndrome terbanyak selain penggunaan Napza (96,1%) adalah spektrum bipolar (88,2%). Terdapat hubungan yang signifikan antara clinical personality pattern dengan clinical syndrome (p<0,05).