Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis NDVI dan Keanekaragaman Vegetasi Tumbuhan di Zona Tradisional Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Bogor Salma Khairunnisa; Prijanto Pamoengkas; Adisti Permatasari Putri Hartoyo
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Vol 14 No 1 (2024): Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (JPSL)
Publisher : Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, IPB (PPLH-IPB) dan Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, IPB (PS. PSL, SPs. IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jpsl.14.1.109-118

Abstract

Zona tradisional Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) merupakan zona yang sangat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan memanfaatkan sumber daya hutan bukan kayu dan menerapkan sistem agroforestri dengan komoditas utama poh-pohan (Pilea melastomoides). Pemantauan hutan di zona tradisional TNGHS sangat penting dilakukan sebagai bagian dari pengelolaan hutan lestari dan realisasi dukungan program Forestry And Other Land Use (FOLU) Net Sink Indonesia 2030. Penelitian ini bertujuan menganalisis kerapatan vegetasi berdasarkan nilai NDVI; menganalisis tingkat keanekaragaman jenis tumbuhan dan struktur tegakan di zona tradisional TNGHS. Selanjutnya dilakukan pendataan keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan tersebut berdasarkan nilai NDVI kerapatan vegetasi. Nilai NDVI diperoleh menjadi tiga kelas yang memiliki kondisi lahan yang berbeda. Nilai kelas 1 berkisar antara 0,147 sampai 0,273 memiliki kerapatan vegetasi yang rendah. Kelas 2 dari 0,273 sampai 0,319 memiliki kerapatan vegetasi sedang. Sedangkan kelas 3 memiliki kerapatan vegetasi tinggi dengan nilai 0,319 hingga 0,433. Keanekaragaman jenis tumbuhan memiliki 60 jenis yang berbeda dari total tiga kelas. Kerapatan semai lebih rendah dari pancang, namun pada tingkat tiang dan pohon semakin menurun yang menandakan struktur tegakan seimbang. Tingkat semai yang rendah disebabkan oleh terhalangnya pertumbuhan semai akibat pembersihan yang dilakukan oleh masyarakat setempat untuk persiapan penanaman tumbuhan bawah karena masyarakat lebih memilih menanam tumbuhan bawah yang lebih cepat panen dibandingkan semai tumbuhan berkayu.