Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pengaruh Jarak Anoda-Katoda dan Durasi Pelapisan Terhadap Laju Korosi pada Hasil Electroplating Hard Chrome Alphanoda, Abid Fahreza
JTERA (Jurnal Teknologi Rekayasa) Vol 1, No 1: December 2016
Publisher : Politeknik Sukabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.751 KB) | DOI: 10.31544/jtera.v1.i1.2016.1-6

Abstract

Electroplating hard chrome merupakan pelapisan permukaan logam yang biasa digunakan untuk industri dengan tujuan meningkatkan umur pakai (lifetime). Jarak anoda-katoda dan durasi pelapisan adalah salah satu faktor yang menentukan kualitas hasil electroplating hard chrome, sedangkan pengujian laju korosi merupakan faktor koreksi terhadap hasil electroplating untuk didapatkan umur pakai. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode penelitian eksperimen sejati dengan melibatkan satu variabel bebas yaitu jarak anoda-katoda dengan variasi yang digunakan adalah 9 cm, 12 cm, 15 cm, dan 18 cm, sedangkan variabel terikat yang diamati yaitu uji laju korosi hasil electroplating hard chrome. Variabel terkontrol pada penelitian ini adalah durasi pelapisan selama 45 menit dan 60 menit. Komposisi larutan elektrolit yang digunakan yaitu chromic acid 300 gr/L dan asam sulfat 3 gr/L, dengan rapat arus 45 A/dm2 dan temperatur elektrolit 50oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak anoda-katoda dan durasi pelapisan electroplating hard chrome pada baja ST-37 berpengaruh secara nyata terhadap hasil uji laju korosi atau Corrosion Penetration Rate (CPR).
Analisis Kualitas Serbuk Sabut Kelapa sebagai Bahan Pembuatan Papan Partikel Mulyadi, Mulyadi; Alphanoda, Abid Fahreza
JTERA (Jurnal Teknologi Rekayasa) Vol 1, No 1: December 2016
Publisher : Politeknik Sukabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (806.621 KB) | DOI: 10.31544/jtera.v1.i1.2016.15-22

Abstract

Kelapa sebagai tanaman yang hidup di daerah tropis, tidak hanya buahnya saja yang dapat dimanfaatkan, tetapi juga sabut, tempurung, lidi, daun, dan batangnya pun dapat dimanfaatkan. Saat ini, pemanfaatan serbuk dari sabut kelapa belum maksimal dimana hanya dibuat sebagai media tanam atau bahkan dibuang begitu saja. Salah satu pemanfaataan yang dapat dilakukan yaitu serbuk kelapa dapat digunakan untuk pembuatan papan partikel. Serbuk dari sabut kelapa dapat menjadi bahan baku alternatif untuk pembuatan papan partikel dengan kerapatan sedang atau di atas 0,6 g/cm3  dengan menggunakan perekat urea formaldehida sebanyak 15% dari berat partikel dan hardener 1% dari perekat. Pada penelitian ini, kerapatan yang dibuat 0,4 g/cm3; 0,5 g/cm3; 0,6 g/cm3; 0,8 g/cm3; dan 1 g/cm3 yang sesuai dengan standart industri. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kadar air serbuk kelapa lebih rendah dari standar industri. Selain itu, pada pengujian mekanik, kerapatan rendah 0,4 g/cm3dan 0,5 g/cm3tidak memenuhi standar industri, sedangkan kerapatan 0,6 g/cm3, 0,8 g/cm3, dan 1 g/cm3memenuhi standar industri.
Analisis Kualitas Serbuk Sabut Kelapa sebagai Bahan Pembuatan Papan Partikel Mulyadi Mulyadi; Abid Fahreza Alphanoda
JTERA (Jurnal Teknologi Rekayasa) Vol 1, No 1: December 2016
Publisher : Politeknik Sukabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31544/jtera.v1.i1.2016.15-22

Abstract

Kelapa sebagai tanaman yang hidup di daerah tropis, tidak hanya buahnya saja yang dapat dimanfaatkan, tetapi juga sabut, tempurung, lidi, daun, dan batangnya pun dapat dimanfaatkan. Saat ini, pemanfaatan serbuk dari sabut kelapa belum maksimal dimana hanya dibuat sebagai media tanam atau bahkan dibuang begitu saja. Salah satu pemanfaataan yang dapat dilakukan yaitu serbuk kelapa dapat digunakan untuk pembuatan papan partikel. Serbuk dari sabut kelapa dapat menjadi bahan baku alternatif untuk pembuatan papan partikel dengan kerapatan sedang atau di atas 0,6 g/cm3  dengan menggunakan perekat urea formaldehida sebanyak 15% dari berat partikel dan hardener 1% dari perekat. Pada penelitian ini, kerapatan yang dibuat 0,4 g/cm3; 0,5 g/cm3; 0,6 g/cm3; 0,8 g/cm3; dan 1 g/cm3 yang sesuai dengan standart industri. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kadar air serbuk kelapa lebih rendah dari standar industri. Selain itu, pada pengujian mekanik, kerapatan rendah 0,4 g/cm3dan 0,5 g/cm3tidak memenuhi standar industri, sedangkan kerapatan 0,6 g/cm3, 0,8 g/cm3, dan 1 g/cm3memenuhi standar industri.
Pengaruh Jarak Anoda-Katoda dan Durasi Pelapisan Terhadap Laju Korosi pada Hasil Electroplating Hard Chrome Abid Fahreza Alphanoda
JTERA (Jurnal Teknologi Rekayasa) Vol 1, No 1: December 2016
Publisher : Politeknik Sukabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31544/jtera.v1.i1.2016.1-6

Abstract

Electroplating hard chrome merupakan pelapisan permukaan logam yang biasa digunakan untuk industri dengan tujuan meningkatkan umur pakai (lifetime). Jarak anoda-katoda dan durasi pelapisan adalah salah satu faktor yang menentukan kualitas hasil electroplating hard chrome, sedangkan pengujian laju korosi merupakan faktor koreksi terhadap hasil electroplating untuk didapatkan umur pakai. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode penelitian eksperimen sejati dengan melibatkan satu variabel bebas yaitu jarak anoda-katoda dengan variasi yang digunakan adalah 9 cm, 12 cm, 15 cm, dan 18 cm, sedangkan variabel terikat yang diamati yaitu uji laju korosi hasil electroplating hard chrome. Variabel terkontrol pada penelitian ini adalah durasi pelapisan selama 45 menit dan 60 menit. Komposisi larutan elektrolit yang digunakan yaitu chromic acid 300 gr/L dan asam sulfat 3 gr/L, dengan rapat arus 45 A/dm2 dan temperatur elektrolit 50oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak anoda-katoda dan durasi pelapisan electroplating hard chrome pada baja ST-37 berpengaruh secara nyata terhadap hasil uji laju korosi atau Corrosion Penetration Rate (CPR).
ANALISIS PERLAKUAN TEMPERATUR PADA LIMBAH KOPI TERHADAP PRODUKSI HIDROGEN Bima Himawan; Abid Fahreza Alphanoda; Agri Suwandi
Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 2 No. 11 (2024): Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi
Publisher : CV SWA Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3785/kohesi.v2i11.2695

Abstract

Pengambilan sampel kopi dan dijadikan bubuk kopi Arabika (Coffea arabica L.) java preanger dan Kopi Robusta Toraja (Coffea canephora) dilakukan pada saat pagi hari pada pukul 08.00-10.00 WIB dan pembuatan bubuk kopi pada pukul 13.00-15.00 WIB. Pengambilan sampel bertempat di sekitar Kawasan, Toraja Sulawesi Selatan dan Bandung Jawa Barat. Pada tahun 2015, Indonesia berada di posisi keempat sebagai produsen biji kopi terbesar di tingkat global, setelah Brazil, Kolombia, dan Vietnam (ICO, 2016). Tiga jenis kopi yang terkenal baik di Indonesia maupun secara internasional adalah kopi arabika, robusta, dan liberika. Jenis kopi yang umumnya dijual di pasar global dan ditanam di Indonesia mencakup kopi robusta dan arabika. Namun, produksi kopi juga menghasilkan limbah berupa ampas kopi yang seringkali tidak dimanfaatkan secara efisien. Seiring dengan pertumbuhan kesadaran akan pentingnya energi terbarukan dan pengelolaan limbah, penelitian yang menggabungkan dua aspek ini menjadi sangat relevan. Biji kopi mengandung asam organik yang dapat larut dengan rantai karbon pendek. Molekul ini memiliki kemampuan untuk memecah air menjadi ion OH- dan H+. Fotokatalisis sendiri adalah suatu proses yang dibantu oleh adanya cahaya dan material katalis. Produksi Hidrogen bisa dipercepat dengan penambahan katalis NaOH serta menggunakan proses fotokatalitik dengan bantuan sinar Cahaya uv serta pembacaan hasil Produksi hidrogen dengan arduino. UV-Vis sampel kopi Arabika java dan robusta toraja dengan perbandingan 1 gram limbah kopi 250 ml aquadest menghasilkan serapan gelombang mulai dari 316.0 hingga 1081.0 absorbansi 4.000 serta Pengujian FTIR gugus fungsi yang terkandung didalam kopi Arabika java dan robusta toraja yaitu senyawa halo, alkene, amine, alkane, aromatic,Nitro, alkohol.
Photocatalytic Scheme with External Magnetic Field on Coffee Waste in Hydrogen Production Alphanoda, Abid Fahreza; Prasetyo, Eko; Broto, Wisnu
Journal of Mechanical Engineering Science and Technology (JMEST) Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um016v7i22023p181

Abstract

Photocatalytic is considered a deadlock-breaking technology for renewable energy and lowering environmental pollutants. Photocatalytic efficiency efforts are improved by activating the photocatalyst to introduce an external magnetic field. This review highlights recent breakthroughs by comparing original coffee waste, activation of coffee waste with the addition of catalysts, and manipulation of spin electrons by applying external magnets. Characterization was done with FTIR to look at chemical bonds, UV-Vis with Tauc's Relation approach to measure bandgap, and material morphology using SEM EDX. The increase in photocatalyst activation aligns with the decrease in bandgap value. The rate of decline in bandgap is in line with the rate of acceleration of hydrogen production. Adding an external magnetic increases hydrogen production up to 1.5 times greater than the original photocatalytic.
The Role of Banana Peel Surface Pores through Increasing Temperature for Efficient Hydrogen Production Alphanoda, Abid Fahreza; Pane, Erlanda Augupta; Riyanto, Agus; Permanasari, Avita Ayu
Journal of Mechanical Engineering Science and Technology (JMEST) Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um016v8i22024p421

Abstract

Porous carbon derived from banana peel has been synthesized by increasing the temperature range variation from 180 oC - 270 oC. The prepared carbon was tested in an experiment using double-chamber photoelectrochemistry to see the results of hydrogen production. SEM-EDX, FTIR, and TGA analyses identified all banana peel carbons. Optical and electrochemical properties were analyzed and measured by UV-Vis, Tauc Relationship, and Pearson Absolute Electronegativity. The amount of hydrogen gas produced from the simulation of UV-A visible light irradiation on variations of BP-240, BP-210, BP-180, and BP-Natural. The surface of BP-270 has more pores and can produce the most significant hydrogen of 1566.05 μmol·g-1. The data is compared to the weight loss percentage at a temperature of 400 oC. Generally, the degradation of the weight percentage in banana peel is up to a temperature of 900oC. This value shows that the most significant energy is needed, 1709190.45 Joules, equivalent to 1.0667 x 1025 eV. At the same time, the energy provided by UV-A is 3.099 eV, equivalent to 4.9661 x 10-19 Joule. Based on the average pores formed by the method used in this study, it explains that the temperature at BP-270 has been able to produce hydrogen in the UV-A exotherm. The increase in banana peel carbon pores increases the separation between electrons and holes and reduces the band gap distance. This study designs an efficient, cheap, and environmentally friendly photoelectrochemical system with waste materials to provide alternative energy sources by utilizing visible light energy.