Kesehatan mental remaja seringkali dikaitkan dengan peranan dari orang tua, keluarga, guru dan teman sejawat. Peranan itu penting dalam mencegah remaja untuk memunculkan ide bunuh diri, tindakan bunuh diri ataupun hal negatif lainnya. Tujuan penelitian ini untuk melihat gambaran dan menganalisis kesehatan mental remaja yang menempuh pendidikan di sebuah pesantren modern. Metode penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan instrument Global School-Based Student Health Survey (GSHS) tahun 2021 yang telah divalidasi untuk versi bahasa Indonesia. Siswa mengisi kuesioner dengan menggunakan lembar kuesioner yang sudah dipersiapkan yang diisi tanpa tekanan dan dilakukan di lingkungan sekolah secara mandiri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebanyakan sampel adalah wanita (96%), dengan rentang usia 12 hingga 17 tahun dan duduk di bangku kelas 8 hingga kelas 12. Hasil penelitian ditemukan bahwa 43% responden mencoba hal negatif untuk merasakan hal yang lebih tenang, dan 9% dari siswa pernah mencoba melakukan bunuh diri. Keterlibatan orang tua mampu mencegah terjadinya hal ini, dan dukungan serta pola asuh dari orang tua berpengaruh positif terhadap gangguan kesehatan mental remaja. Perlunya dukungan dari berbagai pihak agar kesehatan mental remaja khususnya di pesantren dapat terpelihara. Direkomendasikan sekolah memiliki program kesehatan sekolah yang dapat membantu menciptakan lingkungan sekolah yang suportif dan peduli.