Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan reproduksi menjadi isu krusial yang merugikan suatu gender tertentu, terutama kaum perempuan. Kesenjangan gender dalam masyarakat yang menganut budaya patriaki yang kuat, membuat perempuan sering kali tidak memiliki hak untuk mengambil keputusan kesehatan yang menyangkut tubuh mereka sendiri. Hal ini pada akhirnya memengaruhi kesejahteraan perempuan secara keseluruhan dan berdampak negatif pada kesehatan fisik, mental, dan sosial mereka. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketidaksetaraan gender dalam pengambilan keputusan reproduksi memiliki resiko yang besar terhadap perempuan, seperti kehamilan yang tidak diinginkan, kompikasi kehamilan, dan kurangnya akses ke layanan kesehatan. Dampak psikologis yang ditimbulkan mencangku peningkatan stress dan rendahnya kualitas hidup akibat keterbatasan hak dalam pengambilan keputusan. Beberapa upaya yang bisa dilakukan yaitu, pemberdayaan perempuan, peningkatan pendidikan kesehatan reproduksi, dan kebijakan yang mendukung hak perempuan untuk berpartisipasi dalam keputusan kesehatan reproduksi. Dari hasil penelitian ini diharapkan agar penelitian ini dapat memperluas pengetahuan bagi laki-laki dan perempuan agar saling berkontribusi dalam pengambilan keputusan mengenai kesehatan reproduksi kedepannya.