Ancaman pada triple burden berpengaruh terjadinya KLB. Sehingga penggunaan sistem kewaspadaan dini dan respons (SKDR) merupakan sistem survaliens yang digunakan sebagai alat pendeteksi terjadinya ancaman sehingga dapat meminimalkan angka kejadian yang berhubungan dengan KLB. SKDR dapat meningkatkan kemampuan surveilans dan respons terhadap penyakit. Artikel ini memberikan gambaran tentang implementasi EWARS di Indonesia, menyoroti efektivitasnya, tantangan yang dihadapi, dan strategi untuk peningkatan. Penelitian ini menggunakan metode tinjauan pustaka, dimana data dari enam studi yang dilakukan antara tahun 2018 dan 2022 dianalisis untuk mengevaluasi kinerja sistem SKDR. Hasil menunjukkan bahwa tingkat akurasi yang luar biasa, dengan akurasi laporan mencapai 96,32% dan kelengkapan laporan mencapai 99,43%, yang menunjukkan kemampuan sistem untuk mendeteksi dan merespons wabah penyakit dengan cepat. Namun, tantangan masih ada, termasuk kesenjangan dalam pelatihan staf surveilans, keterbatasan infrastruktur, dan pelaporan yang tidak lengkap. Tantangan-tantangan ini menghambat operasi yang lancar dari EWARS, terutama di daerah-daerah dengan sumber daya terbatas dan beban penyakit menular yang tinggi. Strategi untuk mengatasi tantangan ini meliputi perluasan akses internet, peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan, dan penguatan kebijakan dan regulasi terkait penggunaan teknologi digital dalam surveilans kesehatan. Selain itu, pemanfaatan teknologi digital, seperti big data dan kecerdasan buatan, menawarkan peluang yang menjanjikan untuk meningkatkan efektivitas surveilans penyakit dan mempercepat deteksi wabah. Kesimpulannya adalah perlunya mengakhiri dengan menekankan pentingnya mengatasi tantangan yang ada dan memanfaatkan peluang untuk memaksimalkan efektivitas EWARS dalam menjaga kesehatan masyarakat dan mencegah wabah penyakit di Indonesia.