Kurangnya informasi dapat memicu pandangan negatif terhadap obat generik yang menyebabkan mahasiswa beranggapan bahwa obat generik kurang efektif atau kurang aman dibandingkan obat bermerek sehingga mereka ragu untuk menggunakan obat generik dan lebih memilih untuk menggunakan obat bermerek. Penelitian ini merupakan penelitian jenis analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan non random sampling. Instrumen penelitian ini adalah berupa alat tulis dan kuisioner yang telah diuji validitas dan uji reliabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat pengetahuan penggunaan obat generik pada mahasiswa farmasi dan non farmasi dan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan obat generik. Rata-rata mahasiswa farmasi memiliki pengetahuan terhadap obat generik tergolong cukup yaitu sebanyak 35 responden (13,67 %) dan mahasiswa non farmasi memiliki pengetahuan terhadap obat generik tergolong cukup yaitu sebanyak 110 responden (42,96%). Hasil analisis korelasi spearman menunjukkan bahwa program studi farmasi memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap pengetahuan mahasiswa tentang obat generik (r = -0,601, p < 0,01) jauh lebih besar dibandingkan dengan faktor-faktor demografis seperti usia, tingkat pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua selain itu jenis kelamin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan tentang obat generik (r = 0,223, p < 0,01) menunjukkan adanya perbedaan yang cukup jelas antara laki-laki dan perempuan dalam hal pemahaman tentang obat generik. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan obat generik dikalangan mahasiswa adalah program studi dan jenis kelamin sedangkan usia, tingkat Pendidikan orang tua dan pekerjaan orang tua secara langsung tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa terhadap obat generik.