Hidayah, Khoirunnisa Nur
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Representasi Budaya Tionghoa dalam Kedai Kopi Es Tak Kie (1927-1998) Hidayah, Khoirunnisa Nur; Djunaidi; Yanuardi, Muhammad Hasmi
PERIODE: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah Vol. 5 No. 2 (2023): PERIODE: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/periode.052.5

Abstract

This research describes the ethnic Chinese culture displayed in a legendary coffee shop that has been established since 1927, namely Kopi Es Tak Kie. The purpose of this study was to examine the history of the development of Kopi Es Tak Kie business in the Glodok area, and the cultural identity displayed in the coffee shop from 1927-1998. This article was written using historical research methods with the results of research showing how Kopi Es Tak Kie as a legendary coffee shop still preserves Chinese cultural identity. This cultural identity can be seen through the naming of the stalls, and typical Chinese food. Meanwhile, in maintaining its business, it applies business ethics according to Confucianism, and the practice of traditional Chinese values, namely hopeng, hongshui, and hokki. Penelitian ini menggambarkan budaya etnis Tionghoa yang ditampilkan dalam sebuah kedai kopi legendaris yang sudah berdiri sejak tahun 1927 yakni kedai Kopi Es Tak Kie. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji tentang sejarah perkembangan usaha kedai Kopi Es Tak Kie yang ada di wilayah Glodok, dan identitas budaya yang ditampilkan dalam kedai dengan rentang waktu 1927-1998. Artikel ini ditulis menggunakan metode penelitian sejarah dengan hasil penelitian yang memperlihatkan bagaimana kedai Kopi Es Tak Kie sebagai kedai kopi legendaris tetap melestraikan identitas budaya Tionghoa. Identitas budaya tersebut dapat dilihat melalui penamaan kedai, dan makanan khas Tionghoa. Sementara dalam mempertahankan usahanya diterapkan etika bisnis menurut Konfusianisme, dan pengamalan nilai-nilai tradisional Tionghoa yakni hopeng, hongshui, dan hokki.