Pemilihan kepala desa yang dilakukan secara langsung oleh masyarakat desa dikenal sebagai pilkades. Pilkades juga dapat digunakan sebagai cara untuk memberikan hak politik dan melaksanakan kedaulatan rakyat. Penelitian ini menganalisis peran politik identitas dalam pemilihan kepala desa di Desa Perdamean Kecamatan Tanjung Morawa dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan tinjauan pustaka untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai pengaruh identitas sosial terhadap preferensi pemilih dan dinamika politik lokal. Temuan menunjukkan bahwa politik identitas berperan penting dalam pemilihan kepala desa. Identitas sosial merupakan faktor kunci dalam membentuk aliansi politik dan memobilisasi dukungan pemilih. Kandidat yang mampu memobilisasi identitas kolektif masyarakat cenderung mendapat dukungan lebih besar. Lebih lanjut, penelitian ini menunjukkan bahwa politik identitas tidak hanya mencerminkan persaingan antar kelompok yang berbeda, namun juga mengungkapkan kompleksitas internal dan persaingan dalam komunitas yang sama. Kesimpulan penelitian ini menyoroti pentingnya memahami konteks lokal dan dinamika identitas ketika mempelajari politik lokal. Meskipun politik identitas dapat memecah belah, politik identitas juga berfungsi sebagai alat untuk mengkonsolidasikan kekuatan politik dan memperkuat kohesi sosial. Oleh karena itu, strategi politik yang mengabaikan aspek identitas dapat kehilangan relevansi dan efektivitasnya dalam pemilihan kepala desa. Studi ini merekomendasikan agar pembuat kebijakan dan peneliti lebih memperhatikan peran identitas dalam proses politik lokal guna mengembangkan pendekatan yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa politik identitas sosial mempunyai pengaruh yang kuat terhadap dinamika pemilihan kepala desa di desa Perdamean. Identitas etnis dan agama merupakan faktor penting dalam membentuk aliansi politik dan menarik dukungan pemilih. Kandidat yang mampu mengenali dan mengaktifkan identitas kolektif suatu komunitas cenderung mendapat dukungan lebih besar. Lebih lanjut, penelitian ini menunjukkan bahwa politik identitas sosial tidak hanya mencerminkan persaingan antar kelompok yang berbeda, namun juga menunjukkan adanya kompleksitas dan persaingan internal dalam komunitas yang sama. Kajian ini menyimpulkan bahwa politik identitas sosial mempunyai peran ganda, baik sebagai potensi pemicu perpecahan maupun sebagai alat untuk memperkuat kekuasaan politik dan kohesi sosial. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang konteks lokal dan dinamika identitas sangat penting dalam kajian politik lokal. Para pembuat kebijakan dan peneliti didorong untuk lebih memperhatikan dimensi identitas dalam proses politik lokal guna mengembangkan kebijakan yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat lokal.