Kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi serius dari diabetes melitus (DM) yang disebabkan oleh hiperglikemia kronis, infeksi, dan gangguan vaskular. Kadar HbA1c yang tinggi mencerminkan kontrol glukosa darah jangka panjang yang buruk, sedangkan peningkatan jumlah leukosit mengindikasikan adanya infeksi atau inflamasi, yang keduanya berperan dalam memperburuk kondisi luka diabetik. RS Ibnu Sina Kota Makassar mencatat DM tipe 2 sebagai penyakit dengan kunjungan terbanyak sepanjang tahun 2023 yang menunjukkan tingginya beban komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar HbA1c dan jumlah leukosit dengan derajat keparahan kaki diabetik di RS Ibnu Sina Kota Makassar periode Januari–Desember 2023. Jenis penelitian yang digunakan analitik observasional dengan desain potong lintang menggunakan data sekunder rekam medis pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Teknik sampling menggunakan total sampling dengan jumlah sampel 41 pasien. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pasien berusia lanjut dengan kadar HbA1c tidak terkontrol dan mengalami leukositosis. Derajat keparahan luka terbanyak ditemukan pada derajat 4 berdasarkan klasifikasi Wagner. Uji Korelasi Spearman menunjukkan hubungan yang cukup kuat, searah, dan signifikan antara jumlah leukosit dengan derajat keparahan kaki diabetik (r = 0,486; p = 0,001), serta antara kadar HbA1c dengan derajat keparahan kaki diabetik (r = 0,349; p = 0,025). Uji regresi linear menunjukkan jumlah leukosit merupakan variabel yang paling berpengaruh secara signifikan (p = 0,008). Dapat disimpulkan bahwa kadar HbA1c dan jumlah leukosit memiliki hubungan signifikan dengan derajat keparahan kaki diabetik, dengan jumlah leukosit sebagai faktor yang paling berpengaruh.