Prevalensi peritonitis di Indonesia semenjak tahun 2018 berjumlah sekitar 5% dari penduduk Indonesia atau sekitar 150.000 kasus pertahun. Resistensi mengalami peningkatan di setiap tahun disebabkan penggunaan antibiotik yang tidak tepat dan penggunaan jangka panjang. Studi ini bertujuan mengetahui pola mikroorganisme dan sensitivitas antibiotik pada pasien peritonitis generalisata sekunder di RSD Gunung Jati. Penelitian ini merupakan penelitian cohort retrospective, dengan total 100 responden yang terseleksi sesuai inklusi dan eksklusi dan responden didapatkan dari rekam medis dan WHO net. Hasil penelitian dari observasi rekam medis didapatkan pertumbuhan bakteri tertinggi kelompok gram negatif; Escherichia coli (55%), Klebsiella pneumoniae (14%), dan gram positif; Enterococcus faecalis (4%). Uji kepekaan antibiotik dengan tingkat Susceptible (≥75 %) pada Gram Positif; Ampicillin (100%), Cefoxitin (100%), Rifampin (100%), Nitrofurantoin (100%), dan Linezoid (83,3%), pada Gram Negatif; Ertapenem (96,6%), Meropenem (91,5%), Amikacin (91,3%), dan Imipenem (80%). Kesimpulannya bakteri penyebab peritonitis generalisata sekunder terbanyak di RSD Gunung Jati adalah Escherichia coli, Klebsiella pneumonia, dan Enterococcus faecalis. Profil sensitivitas antibiotik yang baik pada bakteri Gram Positif; Ampicillin, Cefoxitin, Rifampin, Nitrofurantoin, dan Linezoid, pada bakteri Gram Negatif; Ertapenem, Meropenem, Amikacin, dan Imipenem Kata kunci : peritonitis sekunder, pola mikroorganisme, sensitivitas antibiotik DOI : 10.35990/mk.v7n4.p352-363