Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Upaya Optimalisasi Program Nasional Penanganan Stunting di RSUD Kabupaten Bekasi Subardi, Arda Yunita; Rizana, Ana; Komarudin, Heru; Yuliana, Roma
Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online) Vol. 3 No. 3: Jurnal Cahaya Mandalika
Publisher : Institut Penelitian Dan Pengambangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelayanan Program Prioritas Nasional Penurunan Stunting menjadi salah satu indikator mutu rumah sakit yang harus dilaksanakan sesuai standar (Kemenkes, 2022). Rumah sakit harus turut serta melaksanakan program penurunan prevalensi stunting dan wasting. Dalam mendukung Program Prioritas Nasional ini, rumah sakit melakukan intervensi dan pengelolaan gizi serta penguatan jejaring rujukan kepada rumah sakit kelas di bawahnya dan FKTP di wilayahnya serta rujukan masalah gizi. Rumah sakit harus mempunyai program penurunan prevalensi stunting dan wasting antara lain peningkatan pemahaman dan kesadaran seluruh staf, pasien dan keluarga tentang masalah stunting dan wasting, intervensi spesifik dan penerapan rumah sakit sayang ibu dan bayi (Keputusan Menteri Kesehatan RI, 2022). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan perubahan mekanisme kerja dengan Inovasi Cantingmas untuk meningkatkan penanganan Stunting dan Risiko Stunting di RSUD Kabupaten Bekasi. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode case report yang mencakup kegiatan identifikasi masalah, analisa masalah, Plan of Action (POA), implementasi dan evaluasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan dilaksanakan di RSUD Kabupaten Bekasi. Hasil evaluasi Program Inovasi didapatkan data antara lain terbentuknya Tim Stunting baik internal maupun eksternal (94%), komunikasi dan koordinasi tim yang baik (88%), perencanaan program penanganan stunting lebih terpadu, terdapat (94%), alur kerja yang lebih jelas (94%), proses rujukan internal menjadi lebih jelas/ terstruktur masing-masing sebesar 94%, pencatatan, pelaporan menjadi lebih baik dan terintegrasi sebesar 88%, adanya panduan penanganan stunting sebesar 76%, dan pelaksanaan asuhan pasien stunting sebesar 76%. Inovasi CANTINGMAS sebagai upaya peningkatan mutu penanganan Stunting di RSUD Kabupaten Bekasi telah berhasil dengan kategori nilai baik di atas 80%. Terdapat dua aspek dimana kedua aspek tersebut masing-masing memiliki nilai 76% sehingga perlu mendapatkan perhatian dan upaya perbaikan strategis dalam rangka meningkatkan mutu penanganan stunting/ risiko stunting di RSUD, yaitu tersedianya panduan penanganan stunting untuk PPA dan terlaksananya asuhan keperawatan pasien stunting sesuai dengan standar.
Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Pada Penggunaan Gadget Terhadap Perkembangan Sosial-Emosional dan Kognitif Anak Prasekolah di Desa Babelan Kota Narumi, Narumi; Rizana, Ana
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 11 (2023): Volume 3 Nomor 11 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v3i11.10980

Abstract

ABSTRAK Orang tua memiliki peran penting untuk mengontrol dan mengawasi anak prasekolah dalam hal penggunaan gadget. pola asuh orang dalam pengontrolan penggunaan gadget pada anak usia prasekolah akan berdampak pada perkembangan sosial emosional kognitifnya. Sebab usia prasekolah merupakan rentang periode emas dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal. Untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua pada penggunaan gadget terhadap perkembangan sosial-emosional dan kognitif anak prasekolah di Desa Babelan Kota Tahun 2023. Penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain cross sectional dan teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling. Dengan jumlah responden sebesar 189. Menunjukkan terdapat hubungan antara pola asuh anak pada penggunaan gadget terhadap perkembangan sosial-emosional p-value 0,058 dan perkembangan kognitif sebesar 0,010. Pada penelitian ini mayoritas pola asuh yang diberikan adalah pola asuh otoriter yang berpengaruh terhadap perkembangan sosial-emosional cukup baik dan perkembangan kognitif sesuai usia anak. Pola asuh yang diberikan oleh orang tua kepada anak disesuaikan terhadap pertumbuhan, perkembangan, aktivitas dan kondisi anak yang sesuai dengan usia anak prasekolah. Kata Kunci : Pola Asuh, Anak Prasekolah, Perkembangan Sosial-Emosinal dan Kognitif  ABSTRACT Parents have an important role to control and supervise preschool children in terms of gadget use. parenting patterns in controlling the use of gadgets in preschool children will have an impact on their cognitive social emotional development. Because preschool age is a range of golden periods in achieving optimal growth and development of children. To determine the relationship between parenting patterns on the use of gadgets on the socio-emotional and cognitive development of preschool children in Babelan Kota Village in 2023. The research used is quantitative with a cross sectional design and the sampling technique is done by simple random sampling. With a total of 189 respondents. Shows there is a relationship between parenting on the use of gadgets on social-emotional development p-value 0.058 and cognitive development of 0.010. In this study, the majority of parenting patterns given were authoritarian parenting patterns which affected socio-emotional development quite well and cognitive development according to the age of the child. Parenting patterns given by parents to children are adjusted to the growth, development, activities and conditions of children in accordance with the age of preschool children. Keywords: Parenting, Preschool Children, Socio-emotional and Cognitive Development.
Analisis Budaya Keselamatan Pasien sebagai Langkah Pengembangan Keselamatan Pasien di RSUD Kabupaten Bekasi Subardi, Arda Yunita; Rizana, Ana
Malahayati Nursing Journal Vol 6, No 7 (2024): Volume 6 Nomor 7 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v6i7.13615

Abstract

ABSTRACT Good Patient Safety Culture in hospital may decrease the incidence related by patient safety.  World Health Organization (WHO, 2023) estimated that 1 in every 10 patients is harmed in health care and more than 3 million deaths occur annually due to unsafe care. There are as many as 4 in 100 people die from unsafe care in low-to-middle income countries. The purpose of this study’s are to analyze the patient safety culture among the staff by survey and evaluating culture as well as action which implement by the hospital. The study employs a mix method approach includes both quantitative and qualitative methods. Quantitative design use main data while score and percentage as an outcome of response from checklist based on AHRQ’s quostionaire as a quantitative study supported with qualitative study by in-depth interview. Measurement of Hospital Patient Safety Culture was carried out in Bekasi District Hospital (BDH) and responses were obtained one time. The result shows score at BDH in 2022 was 65%, categorized as Strong enough. Based on the culture category, there is 25% culture dimension was Strong, 58% culture dimension was Enough and 17% culture dimension was Weak. Culture dimension with Very Strong was Learning Organization (92%) and The Weakness was Staffing (36,3). The patient safety culture score at BDH was 65% which categorized as Strong enough. Dimension need to be maintained is Learning Organization. The other dimension needs attention and to be achieve with a strategic-improvement efforts to improve patient safety. BDH has to improve the patient safety program, create the work environment which the patient safety oriented as main priority, improve SPEAK UP program, positive reinforcement to increase motivation of incident report. Staffing evaluation such as Competence workforce recruitment, compatibility workload with number of staff, workforce planning, staff competence improvement which adjusted with standard of each profession by in-house training. Keywords: Safety Culture, Patient Safety Improvement, Bekasi District                 Hospital (BDH)  ABSTRAK Adanya budaya keselamatan karyawan rumah sakit yang baik dapat memperkecil timbulnya insiden yang berhubungan dengan keselamatan pasien. World Health Organization (WHO, 2023) memperkirakan 1 dari 10 pasien dirugikan dalam pelayanan kesehatan dan lebih dari 3 juta pasien meninggal akibat pelayanan yang tidak aman. Sedangkan sebanyak 4 dari 100  meninggal karena perawatan yang tidak aman terjadi pada negara berkapita rendah sampai menengah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hasil survey budaya keselamatan pasien diantara staf dan mengevaluasi penerapan budaya keselamatan pasien di RSUD Kabupaten Bekasi. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan pendekatan mix methode, baik metode kuantitatif dan kualitatif. Desain Kuantitatif menggunakan hasil skor survei budaya keselamatan pasien berdasarkan checklist dari AHRQ’s dan ditunjang data kualitatif melalui wawancara mendalam. Pengukuran budaya keselamatan pasien dilaksanakan di RSUD Kabupaten Bekasi dan dilakukan pengukuran satu kali. Hasil survei menunjukkan bahwa nilai budaya keselamatan pasien di RSUD Kab. Bekasi tahun 2022 sebesar 65%, dikategorikan dalam nilai sedang atau cukup kuat. Berdasarkan kategori nilai budaya, maka terdapat 25% dimensi budaya memiliki nilai kuat, 58% dimensi budaya memiliki nilai sedang, dan 17% dimensi budaya yang memiliki nilai lemah. Dimensi budaya yang memiliki nilai yang sangat kuat adalah pembelajaran organisasi sebesar 92% dan yang terlemah adalah staffing dengan nilai 36,3%. Budaya keselamatan pasien di RSUD Kabupaten Bekasi dalam kategori Cukup dengan nilai 65%. Dimensi budaya yang perlu dipertahankan adalah pembelajaran organisasi. Sedangkan dimensi budaya lain perlu mendapatkan perhatian dan upaya perbaikan strategis untuk meningkatkan keselamatan pasien di RSUD. RSUD Kabupaten Bekasi harus mengembangkan program keselamatan pasien dan menciptakan iklim kerja yang berorientasi pada keselamatan pasien sebagai prioritas utama, mengembangkan program SPEAK UP, Reinforcement positif untuk meningkatkan motivasi unit dalam pelaporan insiden. Evaluasi staffing meliputi perekrutan tenaga yang kompeten. Selain itu kesesuaian beban kerja dengan jumlah staf, perencanaan perekrutan tenaga, peningkatan kompetensi staf yang harus disesuaikan dengan standar tiap profesi melalui pelatihan ataupun in house training.  Keywords: Budaya Keselamatan, Pengembangan Keselamatan Pasien, RSUD Kabupaten Bekasi