COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARSCoV-2) yang membutuhkan terapi pengobatan antivirus seperti Favipiravir dan Remdesivir. Peningkatan biaya menyebabkan akses dan mutu pelayanan semakin mahal, diperlukan analisis efektivitas biaya untuk mengurangi masalah pembiayaan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rata-rata biaya total terapi dan efektivitas biaya antara pengobatan Remdesivir dengan Favipiravir pada pasien COVID-19. Desain Penelitian ini menggunakan metode penelitian non-eksperimental dengan rancangan dekskriptif dan pengambilan data secara retrospektif melalui penelusuran data sekunder yaitu data rekam medis dan biaya terapi, sampel dipilih menggunkan teknik purposive sampling dengan menetapkan kriteria inklusi didapatkan 36 pasien. Untuk mengukur cost effective dianalisa secara statitstik dengan menghitung nilai average cost-effectiveness Ratio (ACER) kemudian data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji mann-whitney. Hasil penelitian didapatkan pada efektivitas terapi pengobatan Remdesivir 86,36%, pengobatan Favipiravir 92,86%. Rata-rata biaya medik langsung terapi kelompok obat favipiravir berjumlah Rp. 5.557.187 ± Rp. 1.943.313 dan kelompok obat remdesivir berjumlah Rp. 4.551.595 ± Rp. 1.792.697. Pengobatan Favipiravir lebih cost effective dengan nilai ACER Rp. 49.017,18 dibandingkan dengan pengobatan Remdesivir dengan nilai ACER Rp. 64.346,38. Penelitian menunjukan bahwa nilai sig 0.067 yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara total biaya Remdesivir dengan Favipiravir. Biaya antara obat antivirus remdesivir dan favipiravir terdapat perbedaan biaya, hal ini menyebabkan tidak seimbangnya data hasil analisis yang didapatkan.