Anggraini, Wengsi
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Peran Guru Bimbingan Dan Konseling (BK)Dalam Membentuk Kesadaran Bersekolah Siswa SD di Kabupaten Empat Lawang Sumatera Selatan Fronika, Dhea; Putri, Atek Utriza; Anggraini, Wengsi; Abimayu, Dimas; Andalani, Defitra; Zubaidah
JPT : Jurnal Pendidikan Tematik Vol 4 No 2 (2023): Agustus
Publisher : Yayasan Darussalam Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62159/jpt.v4i2.845

Abstract

Besarnya jumlah angka putus sekolah di Kalimantan Selatan menunjukkan bahwa masih kurangnya kemampuan para siswa dalam mengatur diri mereka dalam belajar serta kurangnya kesadaran siswa untuk bersekolah terutama siswa SD. Kesiapan dan kemampuan guru bimbingan dan konseling (BK) diperlukan untuk membantu menumbuhkan kesadaran diri (self awareness) siswa dalam bersekolah. Artikel ini ditulis untuk memberikan gambaran mengenai pentingnya peranan guru bimbingan dan konseling di sekolah dasar (SD) dan langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling ketika berupaya menumbuhkan kesadaran bersekolah siswa SD di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan yang latar belakang budaya masyarakatnya berlandaskan ajaran agama islam.
Sosialisai Anak Bertkbutuhan Khusus “Anak Tunanetra (Kelainan Visual) Anggraini, Wengsi; Putri, Atek Utriza; Dianka, Viona Lisma; Fitri, Sherina Desvita; Asvio, Nova
GHAITSA : Islamic Education Journal Vol. 2 No. 3 (2021): Oktober
Publisher : Yayasan Darusssalam Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62159/ghaitsa.v2i3.854

Abstract

Anak tunanetra adalah anak penyandang cacat buta atau tidak dapat melihat. Menurut Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1997 Pasal 5 – 15 tentang Penyandang Cacat, anak berkebutuhan khusus atau penyandang cacat memiliki hak & kesempatan yang sama dengan anak nomal lainnya. Namun faktanya di masyarakat, mereka belum mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah selaku pembuat kebijakan. Selain itu, belum adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya fasilitas untuk anak tunanetra yang mampu memenuhi aksesibilitas anak tunanetra serta low vision. Dengan adanya perancangan Pusat Anak Tunanetra ini diharapkan dapat memfasilitasi setiap kebutuhan anak tunanetra serta low vision. Anak tunanetra dapat berkegiatan dan beraktifitas dengan mandiri melalui desain furnitur dan juga desain interior di dalam bangunan ini. Pusat Anak Tunanetra ini juga dapat menjadi wadah bagi para orangtua yang memiliki anak tunanetra untuk belajar membuat tempat yang accsesible untuk anak tunanetra dan tahu bagaimana cara menghadapi anak tunanetra.