ABSTRACT Gelahang marriage is a unique marital system in Balinese society that allows couples to maintain responsibilities toward both of their families. While this system offers benefits such as cultural heritage preservation and social support, it also presents significant psychological challenges. This study reviews the psychiatric impact of Pada Gelahang marriage, focusing on dual-role stress, identity conflicts, and the risks of anxiety and depression among couples in this system. Additionally, it explores psychodynamic perspectives and psychological coping strategies to mitigate stress in dual-family dynamics. Findings indicate that while Pada Gelahang marriage enhances cultural and social resilience, appropriate psychological interventions are essential to reduce emerging mental health risks. ABSTRAK Pernikahan Pada Gelahang merupakan bentuk perkawinan unik dalam masyarakat Bali yang memungkinkan pasangan untuk tetap memiliki tanggung jawab terhadap keluarga masing-masing. Meskipun sistem ini menawarkan manfaat dalam hal pelestarian warisan budaya dan dukungan sosial, ia juga menimbulkan tantangan psikologis yang signifikan. Studi ini meninjau dampak psikiatri dari pernikahan Pada Gelahang dengan menyoroti tekanan peran ganda, konflik identitas, serta risiko kecemasan dan depresi pada pasangan yang menjalani sistem ini. Selain itu, artikel ini juga mengeksplorasi perspektif psikodinamik dan strategi penanganan psikologis yang dapat diterapkan untuk mengurangi stres dalam dinamika keluarga ganda. Temuan menunjukkan bahwa meskipun pernikahan Pada Gelahang dapat meningkatkan resiliensi budaya dan sosial, intervensi psikologis yang tepat sangat diperlukan untuk mengurangi risiko kesehatan mental yang muncul.