Fenomena body shaming di media sosial menjadi isu yang semakin marak di kalangan remaja dan berdampak signifikan terhadap pola komunikasi mereka. Media sosia yang seharusnya menjadi wadah ekspresi diri dan interaksi positif kini sering digunakan untuk menyebarkan komentar negatif mengenai penampilan fisik. Tujuan penelitian ini adalaah untuk menganalisis dampak body shaming di media sosial terhadap pola komunikasi remaja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif, dengan metode pengambilan sampel secara nonprobability. Adapun pengolahan data dengan nonparametrik. Data dikumpulkan melalui observasi, kuisioner, dan wawancara mendalam terhadap sejumlah responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar remaja pernah mengalami atau menyaksikan tindakan body shaming di media sosial. Dampaknya meliputi penurunan rasa percaya diri, kecenderungan menarik diri dari lingkungan sosial, serta perubahan pola komunikasi yang menjadi lebih tertutup dan berhati-hati dalam berinteraksi. Faktor kepribadian, konsep diri, serta dukungan sosial dari lingkungan sekitar turut menmengaruhi bagaimana individu merespons pengalaman tersebut. Untuk mengurangi dampak negatifnya, diperlukan peningkatan literasi digital, edukasi etika berkomunikasi, serta dukungam sosial dari keluarga dan sekolah agar remaja mampu membangum pola komunikasi yang sehat, terbuka, dan positif. Penelitian ini menegaskan pentingnya kolaborasi antara individu, keluarga, dan institusi pendidikan dalam menciptakan ruang digital yang aman dan mendukung perkembangan komunikasi remaja.