Hasil belajar yang rendah dapat disebabkan oleh berbagai masalah yang sering muncul dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Rendahnya pencapaian belajar pada mata pelajaran matematika terlihat dari hasil belajar yang berada di bawah KKM, yakni ≤70%, atau dari 14 siswa yang belum mencapai standar kelulusan. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru hanya berupa metode konvensional (ceramah), yang turut berkontribusi terhadap rendahnya pencapaian belajar siswa. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian belajar siswa? Apakah penggunaan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dapat meningkatkan pencapaian belajar siswa? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dan untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan pencapaian belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tes akhir, 7 siswa berada dalam kategori tingkat pencapaian tinggi dengan persentase 50%, 4 siswa berada pada kategori pencapaian sedang dengan persentase 28,57%, dan 3 siswa berada dalam kategori pencapaian rendah dengan persentase 21,43%. Selain itu, penggunaan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) mendorong siswa untuk aktif selama proses pembelajaran, memungkinkan mereka mengumpulkan informasi secara mandiri terkait masalah yang dihadapi, serta menyimpulkan dan menyampaikan hasil kerja mereka dengan percaya diri. Dengan demikian, siswa memperoleh pembelajaran yang lebih mudah dipahami dan menemukan hal-hal baru karena keterlibatan langsung mereka dalam proses pembelajaran. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII di SMP St. Andreas Lauran pada materi sistem persamaan linear dua variabel.