Pendahuluan: Salah satu penyebab infeksi kulit adalah gangguan mikroorganisme patogen, termasuk bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri ini dapat menjadi salah satu faktor utama terjadinya infeksi kulit. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional dalam pengobatan infeksi bakteri dapat menyebabkan resistensi sehingga diperlukan pilihan pengobatan lain. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah ekstrak daun beluntas (Pluchea indica Less) memiliki kemampuan untuk menghambat perkembangan bakteri Staphylococcus aureus. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan analitik eksperimen. Rancangan penelitian posttest only desain diterapkan dalam penelitian ini, yang melibatkan perbandingan antara 2 kelompok: kelompok kontrol tanpa intervensi dan kelompok eksperimen yang menerima intervensi, Populasi yang digunakan adalah satu cawan petri isolat bakteri Staphylococcus aureus yang diperoleh dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLK) Surabaya. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel pada penelitian ini adalah suspensi koloni bakteri Staphylococcus aureus. Metode ekstraksi yang digunakan adalah ekstrasi maserasi. Uji antibakteri metode difusi cakram. Hasil: Hasil perolehan rata rata diameter zona hambat dengan ekstrak daun beluntas (Pluchea Indica Less) pada konsentrasi 100% sebesar 31 mm. Kontrol negatif dengan aquades menunjukkan tidak adanya zona hambat. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa daun beluntas sangat efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian selanjutnya disarankan melakukan uji efektivitas antibakteri daun beluntas dengan metode ekstraksi perasan, menggunakan kontrol positif.