Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

The contribution of Sanggar Siradjuddin Gowa as a Developer of Traditional Dance Arts in the Context of Community-Based Arts Education Astari, Andi Tenri Juli; Cahyono, Agus; Malarsih, Malarsih
Edumaspul: Jurnal Pendidikan Vol 7 No 2 (2023): Edumaspul: Jurnal Pendidikan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Enrekang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33487/edumaspul.v7i2.6802

Abstract

Abstract This research is motivated by the activities of members of the siradjuddin studio in gowa district, who have made various contributions as developers of traditional dance arts in the context of community-based arts education. This research was carried out to support arts and culture education and the inheritance of cultural traditions in a district . This type of research uses an interdisciplinary approach consisting of the disciplines of Ethnochoreology and Arts Education using qualitative methods based on case studies. The results of the research show that the contribution of the Gowa Siradjuddin Studio as a developer of traditional dance arts in the context of community-based arts education consists of three, namely (1) the contribution of the Siradjuddin Gowa Studio as a manager of non-formal arts education (educational contribution), (2) the contribution of the Siradjuddin Gowa Studio as an arts developer. traditional dance (conservative contribution), (3) contribution of the Siradjuddin Gowa studio as a creative industry player. Keywords: Contribution , Traditional Art , Community Based Arts Education . ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kegiatan anggota Sanggar Siradjuddin Kabupaten Gowa yang telah memberikan berbagai kontribusinya sebagai pengembang seni tari tradisional dalam rangka pendidikan seni berbasis masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk mendukung pendidikan seni budaya dan pewarisan tradisi budaya di kabupaten Gowa. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan interdisiplin yang terdiri dari disiplin ilmu Etnokoreologi dan Pendidikan Seni dengan menggunakan metode kualitatif berdasarkan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi Sanggar Siradjuddin Gowa sebagai pengembang seni tari tradisional dalam rangka pendidikan seni berbasis masyarakat terdiri dari tiga, yaitu (1) kontribusi Sanggar Siradjuddin Gowa sebagai pengelola pendidikan seni non formal (Kontribusi Edukatif), (2) kontribusi Sanggar Siradjuddin Gowa sebagai pengembang seni tari tradisional (kontribusi konservatif), (3) kontribusi sanggar Siradjuddin Gowa sebagai pelaku industri kreatif.Kata Kunci : Kontribusi, Seni Tari Tradisional, Pendidikan Seni Berbasis Masyarakat.
The Existence of Blind Radio Drama Represents the Real World Adnan, Muhammad; Tantri, Niki Raga; Pribadi, Fantri; Astari, Andi Tenri Juli; Utama, Galuh Tulus
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 9 No. 2 (2025): Desember 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/titian.v9i2.49489

Abstract

Radio drama, as an auditory medium, is often perceived as "blind" due to its lack of visual modality, making its representation of reality a unique challenge. This qualitative research, employing a semiotic analysis approach, aims to analyze the forms of denotative and connotative messages in radio drama and examine its strategies for conveying a story that listeners can understand. Data were collected through literature study and in-depth interviews with listeners, then analyzed interactively. The results indicate that radio drama constructs understanding through audio symbols, such as dialogue, sound effects, and music, which listeners recognize based on prior sensory experiences. These symbols convey not only literal meaning (denotative) but also evoke emotional and cultural values (connotative). Therefore, although "blind," radio drama richly represents the real world through the power of sound and the listener's active imagination, proving that the absence of visuals is not a limitation but a unique characteristic that enables the creation of its own reality. Abstract Drama radio, sebagai medium auditif, sering dianggap “buta” karena tidak menyertakan modalitas visual, sehingga representasi realitasnya menjadi tantangan tersendiri. Penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis semiotika ini bertujuan untuk menganalisis bentuk pesan denotatif dan konotatif dalam drama radio serta mengkaji strateginya dalam menyampaikan cerita yang dapat dipahami pendengar. Data dikumpulkan melalui studi literatur dan wawancara mendalam dengan pendengar, kemudian dianalisis secara interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa drama radio membangun pemahaman melalui simbol-simbol audio, seperti dialog, efek suara, dan musik, yang dikenali pendengar berdasarkan pengalaman inderawi sebelumnya. Simbol-simbol ini tidak hanya menyampaikan makna harfiah (denotatif) tetapi juga membangkitkan nilai emosional dan kultural (konotatif). Dengan demikian, meskipun “buta,” drama radio justru merepresentasikan dunia nyata secara kaya melalui kekuatan suara dan imajinasi aktif pendengar, membuktikan bahwa ketiadaan visual bukanlah bentuk keterbatasan, melainkan keunikan yang memungkinkan terciptanya realitas tersendiri.