Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan Antara Refleksi Diri Dengan Empati Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi Dan Tinjauannya Menurut Pandangan Islam Almira, Vera; Pribadi Mahardika, Zwasta; Muhammad Astiwara, Endy
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 3 No. 3 (2023): Cerdika : Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/cerdika.v3i3.553

Abstract

Pendahuluan: Refleksi merupakan suatu proses melihat kembali pengalaman sehingga dapat melakukan perbaikan kedepannya. Manfaat refleksi diri berkolerasi dengan sifat kognitif empati yang mengarah pada pertumbuhan pribadi seorang dokter dan manfaatnya bagi hubungan antara dokter dengan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan refleksi diri dengan empati mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi. Metodologi: Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Refleksi diri mahasiswa diukur dengan menggunakan kuesioner Self-Reflection and Insight Scale, sedangkan empati mahasiswa diukur dengan kuesioner Jefferson Scale of Physician Empathy. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu penyebaran kuesioner melalui google form. Analisa data yang digunakan yaitu analisa bivariat dengan uji chi-square. Hasil: Hasil penelitian diperoleh dari 110 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi, sebesar 7.3% memiliki tingkat refleksi diri rendah, 69.1% memiliki tingkat refleksi diri sedang, dan 23.6% memiliki tingkat refleksi diri tinggi.. Ini berarti tingkat refleksi diri mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi berada pada kriteria sedang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 6.4% mahasiswa memiliki empati rendah, 29.1% mahasiswa memiliki empati sedang, dan 64.5% memiliki empati tinggi. Ini berarti tingkat empati mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi berada pada kriteria tinggi. Pada penelitian ini ditemukan adanya hubungan antara tingkat refleksi diri dengan tingkat empati (nilai p<0,05). Conclusion: Terdapat hubungan antara tingkat refleksi diri dengan tiingkat empati mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi
Ikhtiar Sehat dan Usia Panjang Ditinjau dari Aspek Biomedik dan Islam Riliani, Marisa; Muhammad Astiwara, Endy; Purwaningsih, Endang; Samsul Mustofa, Muhammad; Kusuma, Indra
Jurnal Ruhul Islam Vol 2 No 1 (2024): Jurnal Ruhul Islam
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jri.v2i1.173

Abstract

Agama Islam telah mengajarkan bahwa sehat dan sakit merupakan sunnatullah, karena Allah SWT yang menciptakannya, sehingga apapun yang hendak diberikan-Nya adalah hak mutlak Allah SWT. Seluruh umat manusia di dunia selalu menginginkan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Hal itu dapat terjadi apabila seseorang dapat melaksanakan kewajiban agama dengan baik, namun untuk dapat melaksanakan kewajiban agama dengan baik maka perlu kondisi fisik dan mental yang sehat. Dunia kedokteran saat ini telah banyak mengalami peningkatan pesat dalam hal ilmu pengetahuan untuk mengobati penyakit maupun untuk mencegah terjadinya penyakit, diantaranya dengan adanya pengobatan berbasis sel punca dan telomer maka harapan hidup manusia semakin lama semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat tinjauan Islam dan Biomedik mengenai ikhtiar sehat dan usia panjang umur. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan kajian literatur atau studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sehat merupakan rahmat yang sangat besar pemberian dari Allah SWT yang harus dipelajari dan harus dipelihara, serta apabila seseorang sakit maka wajib berikhtiar untuk mencari pengobatan. Sedangkan ikhtiar atau usaha untuk mencari pengobatan menggunakan teknologi kedokteran berbasis sel dan telomer tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam selama mengikuti aturan-aturan yang sudah ditentukan. Dan usia yang panjang adalah berkah tak terhingga dari Allah SWT yang patut disyukuri dengan cara banyak berbuat baik dan beramal saleh sehingga menjadi manusia yang bermanfaat di dunia.
Efek Proteksi Mendengarkan, Membaca, dan Menghafal Al-Qur'an terhadap Demensia Royhan, Aan; Muhammad Astiwara, Endy; Mukhtar, Diniwati; Samsul Mustofa, Muhammad; Marsiati, Himmi
Jurnal Ruhul Islam Vol 2 No 1 (2024): Jurnal Ruhul Islam
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jri.v2i1.179

Abstract

Demensia merupakan penyakit dengan penurunan fungsi kognitif yang dapat memengaruhi memori dan tingkah laku. Sampai saat ini, pengobatan demensia belum menunjukkan hasil yang memuaskan, sehingga terapi pencegahan primer menjadi alternatif terbaik. Pencegahan primer difokuskan pada pemeliharaan kesehatan mental dan fungsi kognitif, salah satunya dengan kegiatan menghafal, membaca dan mendengarkan Al-Qur’an. Kajian ini bertujuan untuk mengkaji efek proteksi Al-Qur’an terhadap demensia dalam perspektif ilmu kesehatan, ilmu biomedik, dan hukum Islam. Kajian ini menggunakan metode studi literatur dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber, seperti jurnal ilmiah, buku, dan artikel ilmiah. Hasil dari studi literatur menunjukkan bahwa kebiasaan rutin menghafal Al-Qur’an berpengaruh terhadap fungsi memori jangka pendek, kecerdasan intelektual dan emosional. Rutinitas membaca Al-Qur’an menurunkan tekanan darah, menurunkan tingkat stres dan meningkatkan kebahagiaan, menjaga kestabilan emosi, menurunkan tingkat depresi, dan meningkatkan kecerdasan emosional. Memperdengarkan atau memberikan paparan murottal Al-Qur’an pada orang sehat maupun orang sakit telah menjadi terapi tambahan di beberapa negara muslim karena secara signifikan dapat menurunkan stres, derajat hipertensi, skala nyeri, meningkatkan sistem imun dan hormon β-endorphin. Suara Al-Qur’an yang dipaparkan pada hewan coba dan kultur sel dilaporkan secara signifikan dapat menurunkan tingkat stres oksidatif, meningkatkan proliferasi neuron dan volume otak, sehingga dapat dijadikan alternatif pencegahan primer terhadap demensia.