Pneumonia disebabkan infeksi akut pada paru, menyebabkan peradangan dan keterbatasan oksigen. Terapi utama pengatasan pneumonia adalah antibiotik. Penggunaan antibibiotik yang kurang tepat perlu dilakukan evaluasi untuk mencegah pengobatan kurang efektif dan timbulnya resisten. Tujuan penelitian untuk mengetahui profil penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia di rawat inap RSU Purbowangi periode tahun 2020–2022 dengan cara mengevaluasi penggunaan antibiotik menggunakan metode ATC/DDD dan DU 90%. Metode penelitian deskriptif dengan metode pengambilan data rekam medis pasien pneumonia dari tahun 2020-2022. Hasil penelitian, antibiotik yang digunakan pada pasien pneumonia rawat inap Rumah Sakit Umum Purbowangi periode tahun 2020-2022 meliputi ceftriakson, levofloksasin, dan meropenem. Nilai DDD ceftriakson sebesar 58,5 DDD/100 patient-days pada tahun 2020; 30,3 DDD/100 patient-days pada tahun 2021; 53,1 DDD/100 patient-days pada tahun 2022. Nilai DDD levofloksasin sebesar 20 DDD/100 patient-days pada tahun 2020; 8,4 DDD/100 patient-days pada tahun 2021; 21,2 DDD/100 patient-days pada tahun 2022. Nilai DDD meropenem sebesar 3,3 DDD/100 patient-days pada tahu 2020; 14,9 DDD/100 patient-days pada tahun 2021; 21,4 DDD/100 patient-days pada tahun 2022. Antibiotik yang termasuk ke dalam segmen DU 90% yaitu ceftriakson dan levofloksasin. Sedangkan, yang masuk ke dalam segmen DU 10% adalah meropenem. Kesimpulannya sebagian besar pasien pneumonia di rawat inap Rumah Sakit Umum Purbowangi menerima satu dosis harian ceftriakson setiap harinya yaitu sebanyak 58,5% pada tahun 2020; 30,3% pada tahun 2021; 53,1% pada tahun 2022. Rekomendasi sebaiknya dilakukan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode gyssens di rumah sakit dan penyakit yang sama.