Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PEMBENTUKAN KADER KESEHATAN DI KELUARGA UNTUK MELINDUNGI LINGKUNGAN DENGAN CARA EDUKASI DAGUSIBU OBAT DI KELUARGA Handayani, Eka Wuri; Rahayu, Titi Pudji; Ainni, Ayu Nissa; Khoiriah, Siti; Riantika, Sabrina
Jurnal Pengabdian Masyarakat (Jupemas) Vol. 5 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jupemas.v5i2.1404

Abstract

Masyarakat Desa Gunungsari masih memiliki pengetahuan yang minim mengenai cara pengelolaan obat. Cara pengelolaan obat yang tidak tepat dapat berdapampak buruk terhadap kesehatan konsumen dan lingkungan. Kader kesehatan di keluarga merupakan perpanjangan tangan dari pelayanan kesehatan dalam pengelolaan obat di rumah tangga, dimana kader merupakan bagian dari masyarakat dan keberadaannya sangat memungkinkan untuk menjangkau dan lebih dekat dengan masyarakat. Pembentukan kader kesehatan di keluarga dilakukan melalui edukasi DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang) menggunakan metode FGD (Focus Group Disscusion). Tujuan kegiatan pengabdian ini yaitu membentuk kader kesehatan di keluarga untuk mencapai terapi yang rasional, aman, berkhasiat, dan berdampak baik terhadap lingkungan. Kegiatan pengabdian dilakukan sebanyak dua kali pertemuan terhadap 25 kader PKK Desa Gunungsari. Kegiatan ini dilakukan dalam empat tahap yaitu observasi, persiapan, edukasi (metode FGD), dan evaluasi. Teknik analisis dilakukan menggunakan uji statistik non parametrik friedman test.  Berdasarkan hasil evaluasi terhadap nilai pretest I, postest I, pretest II, dan postest II diketahui nilai pengetahuan yang diperoleh secara berturut-turut yaitu 83,05±9,8117; 85,88±9,9016; 88,23±7,4035; dan 90,59±7,2059. Hasil uji friedman 0,000 (p < 0,05) menunjukkan terdapat perbedaan secara statistik masing-masing nilai evaluasi yang diperoleh. Peningkatan nilai evaluasi tersebut menunjukkan bahwa kader PKK Desa Gunungsari memiliki pengetahuan yang baik mengenai pengelolaan obat dengan benar. Kader kesehatan yang terbentuk diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pengelolaan obat dengan benar.Kata Kunci: Kader kesehatan di keluarga; DAGUSIBU obat; dan FGD (Focus Group Disscusion).
Analisis Hubungan Penggunaan Antibiotik dengan Lama Terapi Pasien Anak Diare Akut di RSUD Soedirman Ainni, Ayu Nissa; Khuluq , Muh. Husnul; Nisa, Isnaeni Al Khoerotun
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol. 16 No. 2 (2024): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35617/jfionline.v16i2.219

Abstract

Acute diarrhea remains a major problem causing the second highest mortality rate for children in Indonesia. One of the therapies used for acute diarrhea with infection is the administration of antibiotics. If the use of antibiotics is not rational, it will cause high side effects, longer patient treatment, affecting the high cost of hospitals and decreasing the quality of hospital services. The purpose of this study is to analyze the relationship between antibiotic use and treatment duration in order to reduce irrationality and shorten treatment duration in hospitals. The research method used is qualitative research with a correlation study design, with retrospective data collection from January to December 2022. Medical record data of patients, including the type of antibiotic and length of treatment for acute diarrhea in children with bacterial infections in the inpatient ward of RSUD dr. Soedirman, were used as research material. The data obtained were then analyzed using the Gamma correlation test using SPSS version 20. The results of this study showed that almost all patients (100%) received antibiotics and Ceftriaxone (54.29%) was the most prescribed antibiotic, both in single and combination forms. The longest treatment duration for acute diarrhea in children with antibiotics was 4 to 5 days (58.57%). The Gamma correlation test showed that the use of antibiotics and treatment duration had a significance value of 0.000 (<0.005). The use of antibiotics given to children with acute diarrhea has a significant relationship with treatment duration at RSUD dr. Soedirman.
Peningkatan Pengetahuan Tentang DAGUSIBU pada Kader Kesehatan Desa di Desa Pagebangan, Kecamatan Karanggayam Rahmatulloh, Wahyu; Ainni, Ayu Nissa; Miyarso, Chondrosuro; Agustina, Resti; Supartiningsih, Sinta; Abrori, Fadhil
Jurnal Pengabdian Masyarakat Panacea Vol 2, No 3 (2024): Jurnal Pengabdian Masyarakat Panacea
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jpmp.v2i3.13416

Abstract

Penyuluhan terkait program DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang Obat dengan Benar) sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama di daerah pedesaan dengan akses terbatas terhadap informasi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kader kesehatan desa di Desa Pagebangan, Kecamatan Karanggayam, terkait penggunaan obat yang baik dan benar terutama selama bulan Ramadhan. Metode yang digunakan adalah ceramah dan diskusi interaktif yang diikuti oleh enam kader kesehatan desa. Evaluasi dilakukan melalui pretest dan posttest untuk mengukur peningkatan pengetahuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan signifikan dalam pengetahuan kader kesehatan dengan 83% kader masuk dalam kategori sangat baik dan 17% dalam kategori baik setelah pemberian edukasi. Peningkatan juga terlihat pada pengetahuan masyarakat yang seluruhnya masuk dalam kategori sangat baik setelah pelaksanaan sosialisasi oleh kader kesehatan. Kesimpulan dari pengabdian ini bahwa terdapat peningkatan pengetahuan setelah pemberian edukasi sehingga diharapkan dapat mengurangi kesalahan penggunaan obat dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Kata Kunci: DAGUSIBU, Kader Kesehatan, Kader DesaEducation related to the DAGUSIBU program (Get, Use, Store, and Dispose of Medicines Properly) is essential for improving public knowledge, especially in rural areas with limited access to health information. This study aims to enhance the knowledge of village health cadres in Pagebangan Village, Karanggayam Subdistrict, regarding the proper and correct use of medicines, especially during Ramadan. The methods include lectures and interactive discussions attended by six village health cadres. The evaluation was conducted through pretest and posttest to measure knowledge improvement. The results showed a significant increase in the knowledge of the health cadres, with 83% of cadres categorized as excellent and 17% as good after education. An improvement was also observed in the community's knowledge, with all participants categorized as excellent after the health cadres' outreach activities. This community service concludes that there was an increase in knowledge following education, which is expected to reduce medication errors and improve the health status of the community.
Patient adherence and diabetes distress on glycemic outcomes: a cross-sectional study Rahmatulloh, Wahyu; Ristiyorini, Iin; Kusumaningsih, Wiji Sri; Ainni, Ayu Nissa; Zakhroh, Siti Aminatun
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan Early Release
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/medisains.v0i0.23773

Abstract

Background: Diabetes Mellitus (DM) is a chronic disease that requires high compliance with therapy and lifestyle changes. However, compliance often causes emotional stress that can affect the effectiveness of treatment. This study is important to understand the impact of medication compliance and diabetes distress on glycemic control in DM patients.Purpose: This study aims to determine the impact of adherence and distress on glycemic control.Methods: This cross-sectional study was conducted at the Kebumen II Health Center from April to July 2024 with a sample of 87 respondents. The Diabetes Distress Scale (DDS) was used to measure patient stress levels, and the Medication Adherence Report Scale (MARS-5) was used to assess patient compliance levels. while glycemic control was evaluated with random blood glucose (RBG) and fasting blood glucose (FBG). Data were analyzed using the Pearson correlation test.Results: His study was dominated by female participants (75%) and those over 60 years of age (51%). A total of 64% of patients showed low adherence to antidiabetic medication, and 78% had uncontrolled random blood glucose (RBG) levels. Moderate diabetes distress was observed in 36% of patients, while 46% experienced low distress. There was a significant relationship between medication adherence and RBG levels (r =-0.283; p<0.05), but no significant relationship with FBG. There was no significant relationship between diabetes distress and blood glucose levels (RBG and FBG).Conclusion: Low adherence levels will significantly increase RBG levels but not significantly increase FBG levels. Likewise, high stress has the potential to increase blood glucose levels, although not statistically significant.
KAJIAN PENGGUNAN OBAT KELASI BESI PADA PASIEN TALASEMIA MAYOR DI RSUD X KEBUMEN TAHUN 2023 Nurhasanah, Lutfia; Ainni, Ayu Nissa; Widiastuti, Tri Cahyani; Khuluq, Muh. Husnul
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 4 No. 1 (2025): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v4i2.531

Abstract

Talasemia mayor merupakan jenis talasemia yang harus menjalankan transfusi darah seumur hidup. Obat kelasi besi digunakan untuk mengurangi peningkatan kadar besi dalam tubuh karena efek samping transfusi darah. Penggunaan obat kelasi besi, dapat menyebabkan efek yang signifikan, sehingga penting untuk mengkaji terapi pengobatan selama penggunaannya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik pasien dan ketepatan penggunaan obat kelasi besi berdasarkan tepat indikasi, dosis, pasien, obat, dan rute pemberian obat di RSUD X Kebumen periode tahun 2023. Metode penelitian ini menggunakan metode  deskriptif, pengambilan data secara retrospektif. Populasi seluruh rekam medis pasien dengan diagnosis talasemia mayor periode Januari-Desember 2023 yang memenuhi kriteria inklusi yaitu pasien talasemia mayor yang sedang menjalani pengobatan kelasi besi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebanyak 74 pasien sesuai kriteria inklusi, jenis kelamin terbanyak perempuan (61%) dengan usia13-64 tahun (70,1%), obat kelasi besi yang paling banyak yaitu Deferipron 500 mg (68,9%). Ketepatan dosis Deferipron 500 mg (4%), Deferasirox 250mg (20%), Deferasirox 500 mg (67%), dan tepat rute pemberian (100%). Berdasarkan hasil penlitian etsrbut dapat disimpulkan bahwa kajian penggunaan obat kelasi besi pada pasien talasemia mayor di RSUD X masih terdapat beberapa pemberian obat yang tidak tepat dosis obat sebesar 59 pasien (79%).
FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI LAMA RAWAT INAP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK Kurniawati, Dzakiyah Putri; Khuluq, Husnul; Ainni, Ayu Nissa
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 10, No 1: Februari 2025 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v10i1.1340

Abstract

Latar Belakang: Gangguan fungsi ginjal ini terjadi ketika tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga mengakibatkan retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang mempengaruhi lama rawat inap pasien Gagal Ginjal Kronik di RSUD Prembun Kabupaten Kebumen periode 2023. Metode: Penelitian ini dilakukan secara retrospektif. Pada penelitian ini menggunakan uji bivariat metode deskriptif korelatif dengan uji chi-square kemudian dilihat hubungan antara lama rawat inap pasien dengan variabel terikat yaitu data demografi, data laboratorium, data obat, data klinik. Hasil: Dari hasil penelitian ini parameter umur pada pasien Gagal Ginjal Kronik yaitu umur diatas 65 tahun menaikan resiko lama di rawat tetapi tidak signifikan OR = 1,570 (0,518-4,756) ; p = 0,301. Parameter jenis kelamin (Wanita) pada pasien Gagal Ginjal Kronik berisiko menurunkan lama dirawat tetapi tidak signifikan dengan OR = 0,787 (0,331-1,870) ; p = 0,372. Parameter umur dan jenis kelamin dapat menurunkan lama dirawat tetapi tidak signifikan. Saran : Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait faktor risiko pasien Diabetes Melitus Tipe II dengan lama rawat inap. Kata kunci : Gagal Ginjal Kronik, Hemodialisa, Lama Perawatan