Pariwisata merupakan salah satu jenis industri yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cepat, menyediakan lapangan pekerjaan, meningkatkan penghasilan dan standar hidup, serta menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya. Perencanaan tata ruang pariwisata (tourism spatial planning) tampak kurang diperhatikan karena pemahaman tentang pariwisata sebagai industri dan bisnis yang menghasilkan nilai ekonomi lebih menguntungkan. Kota Bengkulu memiliki 27 objek wisata yang terdiri dari 9 objek wisata bahari yaitu Pantai Panjang, Pantai Pasir Putih, Pantai Jakat, Pantai Malabero, Pantai Tapak Paderi, Pantai Cemara Sungai Serut, Pantai Berkas, Muara Jenggalu dan Pantai Lentara Merah di Pulau Baai. 6 wisata cagar budaya dan sejara yaitu Benteng Marlborough, Makam Inggris, Rumah Pengasingan Bung Karno, Rumah Fatmawati, Masjid Jamik dan Tugu Thomas Parr. 1 wisata cagar alam pantai yaitu Taman Wisata Alam (TWA) Pantai Panjang dan Pulau Baai. 1 wisata cagar alam danau yaitu Danau Dendam Tak Sudah. 1 wisata pulau yaitu Pulau Tikus. 1 wisata buatan yaitu Taman Remaja. 1 wisata alam yaitu wisata padang golf. 1 wisata budaya yaitu Kampung China. 6 wisata sejarah budaya dan sejarah yaitu Museum Bengkulu, Tugu View Tower, Rumah Dinas Gubernur Bengkulu, Balai Buntar, Monumen Fatmawati dan Makam Panglima Sentot Alibasyah. Kota Bengkulu memiliki potensi yang sangat besar namun belum terencana, terkelola dan terpromosikan dengan baik. Sehingga potensi pariwista di Kota Bengkulu harus dikembangkan lebih lanjut secara optimal tanpa harus mengurangi kuliatas fisik lingkungan dan kepentingan masyarakat setempat dan wisatawan sehingga dapat mendukung pariwisata yang memberikan nilai ekonomi dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi dan masalah pengembangan objek wisata di Kota Bengkulu. Dalam Penelitian ini metode yang digunakan terdiri dari 2, yaitu metode pengumpulan data dan metode analisis, Adapun metode dan teknik analisis yang digunakan adalah : 1. Analisis Karakteristik Objek Wisata di Kota Bengkulu, analisis ini menggunakan model analisis deskriftif; 2. Analisis Hirarki Pusat Pelayanan Pariwisata di Kota Bengkulu, analisis ini menggunakan tabel penilaian tourism value chain, dengan keterngan nilai 3 tinggi, nilai 2 sedang, dan nilai 1 rendah. Peniliaan tersebut berdasarkan variabel Kebijakan, rawan bencana, aset pariwisata, aktivitas pariwisata, akomodasi, pusat oleh-oleh, fasilitas, aksesibilitas dan travel; 3. Analisis Strategi Pengembangan Objek Wisata di Kota Bengkulu, analisis ini menggunakan analisis SWOT untuk menentukan strategi pengembangan. Hasil penelitian ini di peroleh hiraraki pusat pelayanan pariwisata yaitu, Kecamatan Teluk Segara sebagai Pusat Pelayanan Primer Pariwisata dengan total nilai 155, Kecamatan Ratu Samban sebagai Pusat Pelayanan Sekunder Pariwisata dengan total nilai 67, Kecamatan Gading Cempaka sebagai Pusat Pelayanan Sekunder dengan total nilai 48, Kecamatan Singaran Pati sebagai Pusat Pelayan Sekunder dengan total nilai 37, Kecamatan Ratu Agung Pusat Pelayanan Sekunder dengan total nilai 38, Kecamatan Sungai Serut sebagai Sub Pusat Pelayanan Sekunder dengan total nilai 19, Kecamatan Kampung Melayu sebagai Sub Pusat Pelayanan Sekunder dengan total nilai 18. Dan untuk Kecamatan Selebar dengan total nilai 10 dan Kecamatan Muara Bangka Hulu dengan total nilai 5 di tetapkan sebagai wialyah pendukung pariwisata Kota Bengkulu.