UMKM memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi, salah satunya melalui kontribusi dalam menciptakan lapangan kerja dan mendukung pertumbuhan lokal. UMKM Dynastie Madu di Desa Kemlagi, Mojokerto, memiliki potensi besar sebagai sentra produksi madu sekaligus Kampung Wisata edukatif. Namun, UMKM ini menghadapi kendala berupa terbatasnya diversifikasi produk, kemasan yang kurang menarik, pemasaran yang masih konvensional, serta pemanfaatan digital marketing yang belum optimal. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan melalui pelatihan, pendampingan, dan implementasi berbasis partisipatif dengan lima tahapan, yaitu pengembangan diversifikasi produk, peningkatan kapasitas produksi, penguatan identitas dan kualitas kemasan, perluasan jaringan pemasaran konvensional, serta optimalisasi digital marketing. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan jumlah produk turunan madu dari 1 menjadi 13 jenis, peningkatan kapasitas produksi madu murni dari ±120 kg menjadi ±170 kg per bulan, serta perbaikan desain dan kualitas kemasan. Selain itu, UMKM berhasil memanfaatkan marketplace (Shopee, Facebook, TikTok) dengan rata-rata 80 pesanan daring per bulan. Temuan ini menegaskan bahwa strategi branding yang efektif dan pemanfaatan digital marketing mampu meningkatkan daya saing, memperluas pasar, dan mendukung transformasi Desa Kemlagi menuju Kampung Wisata berbasis madu yang berkelanjutan.