Pelatihan tata rias inklusif merupakan salah satu pendekatan strategis dalam meningkatkan kapasitas dan kemandirian ekonomi penyandang disabilitas. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan bekerja sama dengan Fira Modelling Disabilitas (FMD) Surabaya, yang menghadapi kendala berupa keterbatasan fasilitas, ketiadaan kurikulum pelatihan, serta minimnya media dokumentasi karya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pelatihan tata rias inklusif, menganalisis peningkatan keterampilan peserta, serta menilai dampaknya terhadap kesiapan wirausaha mandiri. Metode yang digunakan adalah participatory learning melalui tahapan analisis kebutuhan, penyusunan materi, pelaksanaan pelatihan, integrasi teknologi pembelajaran, serta evaluasi berkelanjutan. Hasil pelaksanaan menunjukkan peningkatan signifikan pada kemampuan teknis peserta dalam menerapkan teknik rias dasar hingga lanjutan, pemahaman higienitas alat, serta kemampuan dokumentasi visua Pelatihan tata rias inklusif merupakan salah satu pendekatan strategis dalam meningkatkan kapasitas dan kemandirian ekonomi penyandang disabilitas. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan bekerja sama dengan Fira Modelling Disabilitas (FMD) Surabaya, yang menghadapi kendala berupa keterbatasan fasilitas, ketiadaan kurikulum pelatihan, serta minimnya media dokumentasi karya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pelatihan tata rias inklusif, menganalisis peningkatan keterampilan peserta, serta menilai dampaknya terhadap kesiapan wirausaha mandiri. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain pre-experimental tipe one-group pretest–posttest melibatkan 40 peserta dari berbagai ragam disabilitas. Instrumen yang digunakan mencakup tes keterampilan tata rias, skala kepercayaan diri, dan skala kesiapan wirausaha. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada kemampuan keterampilan tata rias setelah pelatihan, dari skor rata-rata 56,3 menjadi 82,7. Uji paired t-test menunjukkan perbedaan signifikan antara nilai pretest dan posttest (t = 12,84; p < 0,001). Kepercayaan diri peserta juga meningkat dari nilai rerata 62,1 menjadi 88,5 (t = 10,47; p < 0,001), sedangkan kesiapan berwirausaha meningkat dari 58,9 menjadi 85,2 (t = 11,03; p < 0,001). Temuan ini mengindikasikan bahwa pelatihan tata rias inklusif mampu meningkatkan kompetensi teknis sekaligus aspek psikososial penyandang disabilitas. Dengan demikian, program ini berpotensi menjadi model pemberdayaan ekonomi berbasis keterampilan yang efektif dan berkelanjutan di Surabaya. Inclusive Makeup Training as an Effort to Empower Independent Entrepreneurship for Persons with Disabilities in Surabaya Abstract Inclusive makeup training represents a strategic approach to enhancing the capacity and economic independence of persons with disabilities. This community service program was carried out in collaboration with Fira Modelling Disabilitas (FMD) Surabaya, which faces several challenges, including limited facilities, the absence of a structured training curriculum, and minimal documentation of participants’ work. This study aims to describe the implementation of inclusive makeup training, analyze participants’ skill improvement, and assess its impact on their readiness for independent entrepreneurship. The method employed was participatory learning, consisting of needs analysis, material development, training implementation, integration of learning technology, and continuous evaluation. The results indicate a significant improvement in participants’ technical abilities, including the application of basic to advanced makeup techniques, understanding of tool hygiene, and visual documentation skills through digital portfolios. Additionally, participants demonstrated increased self-confidence, motivation, and readiness to promote makeup services through social media. The establishment of the “Inclusive MUA FMD” group signifies the sustainability of the program and opens opportunities for broader business networking. Overall, this training has proven effective in bridging the competency gap faced by the partner institution while strengthening empowerment and entrepreneurial readiness among persons with disabilities in Surabaya.l melalui portofolio digital. Selain itu, peserta menunjukkan peningkatan kepercayaan diri, motivasi berkarya, dan kesiapan mempromosikan jasa rias melalui media sosial. Pembentukan kelompok “MUA Inklusif FMD” menandai keberlanjutan program dan membuka peluang jejaring usaha. Secara keseluruhan, pelatihan ini terbukti efektif dalam menjembatani kesenjangan kompetensi yang dihadapi mitra, sekaligus memperkuat pemberdayaan dan kesiapan wirausaha mandiri bagi penyandang disabilitas di Surabaya.