Nispawati Laely
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERAN EKSTRAKURIKULER GENDANG BELEQ DALAM MEMPERKUAT IDENTITAS NASIONAL PADA KALANGAN PELAJAR DI SMAN 8 MATARAM Aslamiah, Miadatul; Nispawati Laely; Nida Aulia; Nadia Ayu Lestari; Mela Andriani; Neta Alivia
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 9 No. 04 (2024): Volume 09 No. 04 Desember 2024 Press
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v9i04.21911

Abstract

Pada masa modern ini, kurangnya apresiasi terhadap seni tradisional terutama kesenian Gendang Beleq di kalangan generasi muda terutama pelajar, mereka lebih pada budya pop dan hiburan global yang lebih mudah diakses. Ekstrakurikuler Gendang Beleq sebagai media untuk melestarikan dan memperkenalkan kesenian Gendang Beleq kepada pelajar. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan ekstrakurikuler Gendang Beleq di SMAN 8 Mataram dalam memperkuat identitas nasional pada kalangan pelajar dan untuk mengetahui nilai dan manfaat yang terkandung dalam kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Metode penelitian menggunakan Jenis kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan cara, mengumpulkan data, mengelompokkan dan meyederhanakan data (reduksi data), penyajian data dengan menyusun sekumpulan informasi, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan ekstrakurikuler Gendang Beleq dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu; 1). Tahap perkenalan, 2). Tahap Paktik, 3). Tahap Kolaborasi, 4).Tahap Evaluasi. Dalam ekstrakurikuler kesenian Gendang Beleq mengandung nilai-nilai yaitu; 1) Nilai kesenian, 2) Nilai Sejarah, 3) Nilai kebersamaan atau sosial, 4). Nilai Multikultural. Kegiatan ekstrakurikuler tersebut memberikan manfaat untuk memperkuat identitas nasional pada kalangan pelajar, karena melalui keterlibatan dalam kesenian pelajar memperoleh pemahaman langsung dan mendalam tentang budaya lokal (Gendang Beleq), yang merupakan bagian penting dari kekayaan budaya Indonesia, serta sebagai simbol keunikan dan keragaman budaya Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan.
CIVIC TOLERAN DALAM TRADISI PERANG TOPAT DI DESA LINGSAR, KECAMATAN LINGSAR, LOMBOK BARAT Aslamiah, Miadatul; Nispawati Laely; Nida Aulia; Nadia Ayu Lestari; Mela Andriani; Neta Alivia
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 9 No. 04 (2024): Volume 09 No. 04 Desember 2024 Press
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v9i04.21914

Abstract

Tradisi Perang Topat bukan hanya sebagai symbol keberagaman anatara uamt Hindu dan Islam, tetapi juga sebagai wujud nyata dari prinsip civic toleran atau toleransi sosial yang mengedepankan penghormatan terhadap perbedaan. Tradisi ini juga mencerminkan manifestasi nilai-nilai Pancasila, terutama sila ketiga yaitu, persatuan Indoesia.Nilai persatuan diwujudkan melalui kerja sama atar kedua etnis dalam mengadakan upacara adat tersebut. Oleh karena itu, tujuan penelituian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk kerja sama umat Hindu dan Islam dalam mengadakan tradisi Perang Topat. Penelitian ini menggunakan jenis kualitatif. Istrumen pengumpulan data berupa daftar pertanyaan, alat tulis, dan alat perekam. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan cara pengumpulan data, reduksi data dan klasifikasi data, tampillan data, dan terakhir menarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini, bentuk kerjasama dari dua etnis ini dilakukan melalui empat tahapan yaitu, persiapan, pembukaan, acara inti, dan penutup. Tahap persiapan kerja samanya terlihat dengan adanya musyawarah dan gontong royong. Acara inti, Mereka bekerja sama dalam berbagai tahap, seperti miak pesaji, nyerahang tupat, mendak pesaji, ngaturang pesaji, dan melaksanakan Perang Topat. Penutupan upacara Perang Topat dilakukan dengan acara beteteh dan dlanjutkan berjalan Bersama ke Sarasutah.