Status fungsional merupakan kemampuan seseorang dalam menjalani aktivitas sehari-hari secara mandiri. Bagi pasien stroke, penurunan status fungsional dapat menurunkan kualitas hidup, mengurangi produktivitas, dan meningkatkan ketergantungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status fungsional aktivitas fisik dengan kualitas hidup pasien stroke non hemoragic yang memerlukan perawatan jangka panjang di Wilayah Kerja Puskesmas Gianyar I karena meningkatnya angka kejadian stroke di daerah ini. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Gianyar I. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling mengambil sampel 144 responden. Instrumen yang digunakan untuk mengukur aktifitas fisik adalah Bhartel Indeks dan untuk mengukur kualitas hidup menggunakan kuesioner SSQOL (Stroke Specific Quality of Life). Analisa bivariat dilakukan dengan uji Spearman-r. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki ADL ketergantungan ringan yaitu sebanyak 118 responden (81,9%) dan sebanyak 26 responden (18,1%) memiliki ADL yang mandiri. Pada kualitas hidup menunjukkan sebagian besar responden memiliki kualitas hidup baik yaitu sebanyak 127 orang (88,5%), sebanyak 14 orang (9,8%) memiliki kualitas hidup sedang dan 3 orang (2,1%) memiliki kualitas hidup kurang. Hasil uji statistik dengan Spearman rho didapatkan nilai p-value 0,003 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan kualitas hidup pasien stroke. Hasil dari perhitungan correlation coeficient yaitu (0,246) menunjukan bahwa arah korelasi pada perhitungan yaitu positif dengan kekuatan korelasi yang cukup. Dari hasil penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan memberikan edukasi terkait aktivitas fisik pasien stroke agar semakin baik kualitas hidup pasien stroke di puskesmas Gianyar I.