Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), dan pengangguran terhadap kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara. Kemiskinan merupakan tantangan utama pembangunan ekonomi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor struktural, termasuk keterbatasan akses masyarakat terhadap lapangan pekerjaan, pengeluaran pemerintah, serta tingkat pengangguran. Dalam penelitian ini digunakan data sekunder yang diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara selama periode tahun 2001 hingga 2020. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda untuk mengetahui hubungan simultan dan parsial antara variabel-variabel tersebut terhadap tingkat kemiskinan. Hal yang menarik dan mendasari pentingnya dilakukan pengujian dalam penelitian ini adalah masih tingginya angka kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara, meskipun pengeluaran pemerintah daerah dan program penanggulangan kemiskinan terus meningkat setiap tahunnya. Selain itu, adanya fenomena di mana penurunan tingkat pengangguran tidak selalu berbanding lurus dengan penurunan tingkat kemiskinan menunjukkan adanya ketidaksesuaian yang perlu dianalisis lebih mendalam. Oleh karena itu, penelitian ini menjadi relevan untuk mengkaji lebih lanjut hubungan antara pengeluaran pemerintah, TPT, dan pengangguran terhadap kemiskinan, guna memberikan rekomendasi kebijakan yang tepat sasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, pengeluaran pemerintah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan. Artinya, peningkatan pengeluaran pemerintah berkontribusi dalam menurunkan angka kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara. Selain itu, tingkat pengangguran terbuka (TPT) juga menunjukkan pengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan. Hal ini mengindikasikan bahwa penurunan TPT berperan penting dalam pengurangan kemiskinan. Pengangguran secara keseluruhan, termasuk pengangguran terselubung, juga terbukti berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di daerah ini. Secara simultan, ketiga variabel tersebut pengeluaran pemerintah, TPT, dan pengangguran memberikan kontribusi yang signifikan sebesar 80,90% terhadap kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara, sedangkan sisanya 19,10% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini. Temuan penelitian ini sejalan dengan teori pembangunan ekonomi dan hasil penelitian sebelumnya yang menegaskan bahwa peningkatan pengeluaran pemerintah yang tepat sasaran, penurunan tingkat pengangguran terbuka, serta pengurangan pengangguran secara keseluruhan merupakan strategi penting dalam menurunkan tingkat kemiskinan. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang terintegrasi dan berkelanjutan untuk meningkatkan daya serap tenaga kerja dan optimalisasi pengeluaran pemerintah dalam upaya pengentasan kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara.