Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

ANALISIS PENGGUNAAN DIGLOSIA DALAM BERKOMUNIKASI SEHARI-HARI MASYARAKAT DESA WAWONDURU: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK Indah Afrianti; Nur Wahyuni; Nurul Wataniah; Ferdianto
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 1 No. 10 (2024): Desember 2024
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diglosia adalah fenomena bahasa dimana dua bahasa atau dua variasi bahasa digunakan secara bersamaan dalam satu masyarakat, tetapi dengan fungsi dan konteks yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan diglosia dalam berkomunikasi sehari-hari masyarakat desa wawonduru. Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilakukan di desa wawonduru dengan subjek penelitianterdiri dari tokoh masyarakat, guru, tenaga pendidik, dan warga setempat yang dipilih secara purposive, dengan jumlah informan yang tidak terbatas dan lebih menekankan pada kedalaman informasi yang diperoleh. Pengumpulan data dilakukan dengan tiga teknik yaitu observasi partisipatif, wawancara, dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan pendekatan sosiolinguistik dengan langkah-langkah seperti kategorisasi data, analisis konteks sosial, dan penyusunan narasi deskriptif untuk menggambarkan pola penggunaan bahasa dalam masyarakat. Berdasarkan analisis penggunaan diglosia di Desa Wawonduru, dapat disimpulkan bahwa fenomena diglosia terlihat jelas dalam pemisahan penggunaan bahasa tinggi (H) dan bahasa rendah (L). Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa tinggi yang digunakan dalam situasi formal dan simbol status sosial, sementara bahasa daerah Bima berfungsi sebagai bahasa rendah yang dominan dalam percakapan sehari-hari, mempererat hubungan sosial dan mencerminkan identitas budaya. Pengaruh pendidikan dan perubahan sosial turut memengaruhi penggunaan bahasa, di mana generasi muda mulai mengadopsi bahasa Indonesia dalam konteks formal namun tetap mempertahankan bahasa daerah dalam interaksi informal dan keluarga