Kecamatan Sibolangit merupakan wilayah dengan kondisi fisiografi yang kompleks, berada di zona transisi antara dataran rendah dan Pegunungan Bukit Barisan, sehingga memiliki potensi kerawanan geologi yang tinggi, terutama terhadap bencana tanah longsor. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memetakan tingkat kemiringan lereng di Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, menggunakan pendekatan geospasial melalui Sistem Informasi Geografis (SIG). Data utama yang digunakan adalah Digital Elevation Model Nasional (DEMNAS) dengan resolusi spasial 8,25 meter yang diunduh dari Badan Informasi Geospasial (BIG). Pengolahan data dilakukan menggunakan perangkat lunak ArcGIS 10.8 dengan fungsi Slope untuk menghitung kemiringan lereng dalam satuan persen (%). Hasil perhitungan kemudian diklasifikasikan ke dalam lima kelas lereng: Datar (0–8%), Landai (8–15%), Agak Curam (15–25%), Curam (25–45%), dan Sangat Curam (>45%). Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Kecamatan Sibolangit didominasi oleh kelas lereng Curam hingga Sangat Curam (>25%), yang menempati hampir dua pertiga dari total luas area. Distribusi spasial kemiringan lereng menunjukkan pola peningkatan kecuraman dari utara (datar/landai) menuju selatan dan barat daya (curam/sangat curam), yang selaras dengan keberadaan rangkaian Pegunungan Bukit Barisan. Wilayah datar dan landai terkonsentrasi di bagian utara dan sepanjang lembah sungai, digunakan untuk permukiman dan pertanian. Sebaliknya, wilayah curam hingga sangat curam di bagian selatan dan barat daya memiliki potensi tinggi terhadap erosi dan pergerakan massa tanah (longsor), menjadikannya lebih sesuai untuk fungsi konservasi. Peta tematik kemiringan lereng yang dihasilkan menjadi informasi spasial dasar yang akurat untuk perencanaan tata ruang wilayah, zonasi kerentanan bencana, dan upaya mitigasi di Kecamatan Sibolangit.