Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

DAMPAK EMISI GAS RUMAH KACA DARI PENGANGKUTAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PADA PERUSAHAAN TRANSMISI LISTRIK MENGGUNAKAN METODE INTERNATIONAL PANEL ON CLIMATE CHANGE (IPCC) Zain, Alifia Salsabila; Novembrianto, Rizka; Harmoko, Dian Fitri
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 7 No. 2 (2024): Volume 7 No. 2 Tahun 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v7i2.27257

Abstract

Badan Usaha Milik Negara memiliki Perusahaan Transmisi Listrik, yang memiliki peran penting untuk menyediakan listrik bagi seluruh wilayah Indonesia, memiliki potensi besar dalam menghasilkan limbah berbahaya dan beracun. Sesuai dengan (Permen LHK No. 6, 2021), Badan usaha harus melakukan pengelolaan limbah B3 agar tidak membahayakan lingkungan. Pada Perusahaan Transmisi Listrik mengelola limbah B3 salah satunya dengan proses pengangkutan. Proses pengangkutan dapat mengeluarkan emisi gas rumahkaca disebabkan oleh proses pembakaran bahan bakar, Menurut IPCC, 2006 sektor Transportasi berkontribusi sebesar 13,1% terhadap emisi GRK. Hal tersebut menjadikan sektor tersebut sebagai salah satu dari tiga sektor utama yang berkontribusi terhadap peningkatan emisi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efek samping gas yang merangkap panas di atmosfer yang di timbulkan dalam proses pengangkutan limbah B3. MetodeĀ perhitungan emisi yang dikeluarkan oleh IPCC dapat digunakan untuk mengetahui Jumlah emisi GRK pada proses pengangkutan LB3. Diharapkan penelitian ini akan meningkatkan pemahaman terkait limbah berbahaya dan beracun (B3) serta polusi udara yang dihasilkan oleh emisi dari aktivitas pengangkutan, yang dapat mengancam kesehatan manusia dan merusak lingkungan. Berdasarkan penelitian ini kegiatan pengelolaan sampah Perusahaan Transmisi Listrik dapat mengeluarkan emisi Gas Rumah Kaca pada atmosfer bumi dengan kandungan CO2 CH4 dan N2O. Hal tersebut dikarenakan jumlah konsumsi energi yang digunakan berbanding lurus dengan emisi yang dikeluarkan. Agar dapat mengurangi emisi yang dikeluarkan bisa melakukan kebijakan perubah rute pengangkutan sampah.