M. Syamsul Mubarok
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

HUMANISME DALAM ANTROLOGI PUISI “BUTON, IBU DAN SEKANTONG LUKA” KARYA IRIANTO IBRAHIM M. Syamsul Mubarok; Amirudin Rahim; La Ode Sahidin
Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) Vol. 4 No. 1 (2019): JURNAL BASTRA EDISI JANUARI 2019
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Halu Oleo Kampus Bumi Tridharma Andounohu Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara – Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep humanisme yang tertuang dalam makna puisi-puisi Irianto Ibrahim dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif mengandung pengertian bahwa penelitian ini menguraikan data secara objektif sesuai dengan data yang ditemukan dalam puisi. Sementara itu, kualitatif mengandung pengertian bahwa dalam menjelaskan konsepkonsep yang berkaitan satu sama lain digunakan kata-kata atau kalimat, bukan mengandung angka-angka statistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemaknaan keenam puisi Irianto Ibrahim menuju pada eksistensi manusia dalam kehidupan yang biasa dipahamai sebagai konsep manusia (humanisme) universal dan mengandung tiga pokok penting yakni: (1) eksistensi manusia sebagai makhluk spiritual (puisi Buton 1969, Bunda,Kirimkan Nanda Doa-Doa, dan Alamat Maut), (2) eksistensi manusia dalam sikap toleransi antar manusia sebagai aktifitas dan interaksi sosial (puisi Buton 1969, Sekantong Luka dari Seorang Ibu, Ibuku Tak Pernah Menangis dan Jalan Pulang), (3) manusia yang berhubungan dengan sikap keindividualannya (puisi Bunda, Kirimkan Nanda Doa-Doa). Jika diamati secara saksama melalui contoh-contoh puisi yang telah dikemukakan di bagian sebelumnya, terdapat tiga wilayah penting kehidupan manusia yang selalu ditimba oleh para penyair sebagai sumber penciptaan puisipuisinya, yakni wilayah kehidupan individual, kehidupan sosial, dan kehidupan agama. Dengan kata lain, puisi akan selalu berkenaan dengan masalah manusia dalam hubungannya dengan diri sendiri, dalam hubungannya dengan manusia lain atau alam, dan dalam hubungannya dengan Tuhan.