Pendahuluan : Demam tifoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih. Penularan penyakit ini disebabkan oleh makanan dan minuman yang terkontaminasi oeh bakteri salmonella thypi. Bakteri tersebut kemudian berkembangbiak di dalam usus dan menyebabkan sakit perut, sembelit, dan diare. Salah satu terapi non farmakologis yaitu istirahat dan farmakologis yaitu manajemen cairan. Tujuan penulisan diharapkan mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan demam tifoid yang mengalami dehidrasi ringan-sedang. Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif melalui pendekatan kasus. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.01 Pematangsiantar. Waktu penelitian dilakukan selama 3 hari. Jumlah sampel penelitian sebanyak dua orang anak yang dirawat di Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.01 Pematangsiantar dengan diagnosa medik Demam Tifoid. Hasil : Hasil pengkajian pada anak 1 ibu mengeluh anaknya mengalami demam ±5 hari, muntah 2 kali, dan menunjukkan tanda-tanda hidrasi. Pada anak 2 klien mengeluh ia mengalami demam ±4 hari, muntah 3 kali, dan menunjukkan tanda-tanda hidrasi. Melakukan implementasi tindakan manajemen cairan pada anak dengan demam tifoid yang mengalami dehidrasi ringan-sedang dengan hasil asupan cairan meningkat, haluaran urin meningkat, kelembaban membran mukosa meningkat, dehidrasi menurun, mata cekung membaik, turgor kulit membaik, berat badan membaik. Kesimpulan : Implementasi Tindakan manajemen cairan efektif dalam keseimbangan cairan pada pasien demam tifoid. Saran : Hendaknya perawat dapat memberi Tindakan manajemen cairan dalam Upaya keseimbangan cairan pada pasien dengan demam tifoid