The objective of the the research was to analize: 1) marketing communication strategies of the North Sumatra Natural Resources Conservation Agency to increase visitor numbers to Dolok Tinggi Raja Natural Tourism Area, 2) identify the barriers encountered and 3)analyze the efforts made to overcome these challenges. The research employs a descriptive qualitative approach, using marketing communication strategy and promotion mix theory as analytical frameworks. The result of the research showed that: 1) marketing communication strategies are carried out through direct marketing, personal selling, public relations, and digital marketing. 3) Barriers include physical obstacles such as poor road access, limited facilities, and weak signal coverage; cultural obstacles such as illegal levies; and technical obstacles related to limited official information and human resources. 3) Efforts to address these barriers involve cross-sectoral coordination for infrastructure improvement, the development of a spatial design dividing public and business zones, capacity building for staff, and community empowerment through socialization and collaboration. The study concludes that the effectiveness of marketing communication strategies for TWA Dolok Tinggi Raja is strongly influenced by infrastructure readiness, quality of information, and community support. Therefore, strengthening multi-stakeholder collaboration is essential for the successful development of conservation-based tourism areas. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji: 1) strategi komunikasi pemasaran Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara dalam meningkatkan jumlah pengunjung Taman Wisata Alam Dolok Tinggi Raja, 2) mengidentifikasi hambatan yang dihadapi, 3) serta menganalisis upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan tersebut. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teori strategi komunikasi pemasaran dan bauran promosi sebagai landasan analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) strategi komunikasi pemasaran dilakukan melalui pemasaran langsung, penjualan pribadi, hubungan masyarakat, dan pemasaran digital. 2) Hambatan yang dihadapi meliputi hambatan fisik berupa akses jalan rusak, sarana-prasarana terbatas, dan sinyal lemah; hambatan budaya berupa praktik pungutan liar; serta hambatan teknis terkait keterbatasan informasi resmi dan sumber daya manusia. 3) Upaya yang dilakukan antara lain koordinasi lintas sektoral untuk perbaikan infrastruktur, penyusunan desain tapak kawasan yang membagi ruang publik dan ruang usaha, peningkatan kapasitas petugas, serta pemberdayaan masyarakat lokal melalui sosialisasi dan kolaborasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa efektivitas strategi komunikasi pemasaran Taman Wisata Alam Dolok Tinggi Raja sangat dipengaruhi oleh kesiapan infrastruktur, kualitas informasi dan dukungan masyarakat. Dengan demikian, penguatan kolaborasi antar pihak menjadi kunci keberhasilan pengembangan kawasan wisata berbasis konservasi.