Lathif, Farhan Mahbudin
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATUBUMI

Teknik Konservasi Daerah Imbuhan Mata Air Tuk Sripunganten di Kelurahan Tidar Utara, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang, Provinsi Jawa Tengah Lathif, Farhan Mahbudin; Wicaksono, Aditya Pandu; Yudono, Andi Renata Ade; Nugroho, Nandra Eko; Gomareuzzaman, Muammar
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 6 No 1 (2024): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-VI
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v6i1.14480

Abstract

Pertumbuhan penduduk yang akan selalu mengalami peningkatan menyebabkan semakin berkurangnya ketersediaan air. Sumber air bersih yang digunakan oleh masyarakat di daerah penelitian lebih dari 80% bersumber dari jaringan PDAM Kota Magelang. PDAM Kota Magelang berencana menjadikan Mata Air Tuk Sripunganten sebagai sumber air baku. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan teknik konservasi pada daerah imbuhan mata air agar kelestarian mata air senantiasa terjaga.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain metode observasi pemetaan, metode analisis deskriptif, dan metode analisis spasial. Penelitian meliputi analisis kesesuaian daerah imbuhan, karakteristik mata air, dan pembuatan desain sumur resapan serta rorak. Hasil penelitianmenunjukan karakteristik daerah imbuhan memiliki kesesuaian klasifikasi sesuai 4.7%, cukup sesuai 14.8%, kurang sesuai 11.5%, dan tidak sesuai 70%, Mata air termasuk jenis mata air kontak. Debit mata air 47,66 liter/detik. Arahan konservasi yang dilakukan dengan pembuatan sumur resapan pada pemukiman daerah imbuhan yang tidak sesuai dengan jumlah 3 – 4 unit tiap hektar. Dampak negatif dari adanya implikasi sumur resapan yang dibangun di daerah lereng yang curam dapat meningkatkan kejenuhan lereng sehingga rawan akan bencana longsor.