Abstract. Hypertension is a significant health problem contributing to increased morbidity and mortality due to cardiovascular diseases. Low adherence to long-term therapy and limited public understanding of hypertension management highlight the need for an herbal-based educational approach that is more easily accepted by the community. This study aims to improve the knowledge of posyandu cadres regarding herbal therapy through education and practical administration of celery juice. The method employed was a community education activity conducted in Desa Sungai Baru with 11 participants. Data were collected using pre-test and post-test assessments, along with blood pressure measurements before and after the intervention. Results showed an increase in participants’ knowledge scores from 10–30 to 90–100, with an average improvement of 79.1%. Additionally, all participants experienced a reduction in systolic blood pressure by 13–20 mmHg and diastolic blood pressure by 8–15 mmHg. These findings indicate that education about celery juice is effective in enhancing cadre knowledge and has a positive impact on blood pressure control. The conclusion is that herbal education using celery juice can be an applicable and relevant non-pharmacological alternative in promotive and preventive efforts against hypertension at the community level. Abstrak. Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang signifikan serta berkontribusi pada peningkatan morbiditas dan mortalitas akibat penyakit kardiovaskular. Rendahnya kepatuhan terhadap terapi jangka panjang dan terbatasnya pemahaman masyarakat tentang penanganan hipertensi menyoroti perlunya pendekatan edukasi berbasis herbal yang lebih mudah diterima oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kader posyandu mengenai terapi herbal melalui edukasi dan praktik pemberian jus seledri. Metode yang digunakan adalah kegiatan edukasi masyarakat yang dilaksanakan di Desa Sungai Baru dengan 11 peserta. Data dikumpulkan menggunakan penilaian pre-test dan post-test, serta pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi. Hasil menunjukkan peningkatan skor pengetahuan peserta dari 10–30 menjadi 90–100, dengan rata-rata peningkatan sebesar 79,1%. Selain itu, seluruh peserta mengalami penurunan tekanan darah sistolik sebesar 13–20 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 8–15 mmHg. Temuan ini menunjukkan bahwa edukasi tentang jus seledri efektif dalam meningkatkan pengetahuan kader dan memberikan dampak positif terhadap pengendalian tekanan darah. Kesimpulannya, edukasi herbal menggunakan jus seledri dapat menjadi alternatif non-farmakologis yang aplikatif dan relevan dalam upaya promotif dan preventif terhadap hipertensi di tingkat masyarakat.