Wardhana, Rifqi
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Generasi Z dan Masa Depan Ekonomi Kreatif: Mendorong Inovasi di Era Industri 5.0 dan Web 3.0 Wardhana, Rifqi
Journal Creative Economics and Trading Halal Ecosystem Vol. 3 No. 02 (2025): Journal CETHE November 2025 [in Progress]
Publisher : GERASI INSAN NUSANTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ekonomi kreatif semakin diakui sebagai sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional, dengan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan PDB, penciptaan lapangan kerja, dan pelestarian budaya di Indonesia. Transformasi global menuju era Industri 5.0 dan Web 3.0 menuntut integrasi teknologi digital, inovasi kreatif, serta orientasi human-centric. Dalam konteks ini, Generasi Z, yang dikenal sebagai digital native, memiliki potensi besar dalam menggerakkan ekosistem ekonomi kreatif melalui kreativitas, pemanfaatan teknologi, dan kemampuan adaptasi terhadap perubahan digital. Penelitian ini berfokus pada analisis peran Generasi Z dalam mendorong inovasi ekonomi kreatif di Indonesia dengan menekankan pemanfaatan media sosial, peluang Web 3.0, serta integrasi nilai-nilai Industri 5.0. Metodologi yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi literatur, yaitu melalui telaah kritis terhadap jurnal ilmiah, laporan resmi pemerintah, serta publikasi akademik terkini yang relevan dengan topik. Pendekatan ini memungkinkan peneliti mengidentifikasi tren, peluang, dan tantangan yang dihadapi Generasi Z dalam ekosistem ekonomi kreatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Generasi Z tidak hanya berperan sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen, inovator, dan katalisator perubahan. Mereka memanfaatkan media sosial sebagai sarana branding, pemasaran, dan kolaborasi, serta mengadopsi teknologi Web 3.0 untuk menciptakan model bisnis baru seperti NFT, DeFi, dan Metaverse. Namun, hambatan berupa keterbatasan akses permodalan, literasi keuangan yang rendah, dan persaingan global masih menjadi tantangan serius. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Generasi Z merupakan fondasi penting bagi penguatan ekonomi kreatif Indonesia. Untuk mengoptimalkan peran mereka, diperlukan dukungan ekosistem yang komprehensif melalui kebijakan publik, pendidikan berbasis literasi digital, serta kolaborasi multi-pihak agar ekonomi kreatif Indonesia mampu bersaing secara global, inklusif, dan berkelanjutan
Transformasi Ekonomi Kreatif di Era Cryptocurrency: Studi Kualitatif atas Persepsi Investor Muslim di Indonesia Wardhana, Rifqi
Journal Creative Economics and Trading Halal Ecosystem Vol. 1 No. 2 (2023): Jurnal CETHE: November 2023
Publisher : GERASI INSAN NUSANTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi digital telah memunculkan inovasi besar di sektor keuangan global, salah satunya melalui hadirnya kriptokurensi seperti Bitcoin. Diperkenalkan oleh Satoshi Nakamoto pada tahun 2008, Bitcoin beroperasi dengan sistem desentralisasi berbasis blockchain yang menjanjikan efisiensi, transparansi, dan keamanan transaksi. Namun, dalam perspektif ekonomi Islam, muncul perdebatan mengenai keabsahan penggunaannya karena dianggap mengandung unsur gharar, maysir, dan riba. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persepsi investor Muslim terhadap Bitcoin, menilai kesesuaiannya dengan prinsip ekonomi Islam, serta menganalisis keterkaitannya dengan perkembangan ekonomi kreatif di era digital. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi literatur terhadap publikasi ilmiah dan regulasi terkini (2013–2025). Hasil kajian menunjukkan bahwa Bitcoin memiliki potensi untuk diintegrasikan ke dalam sistem keuangan syariah apabila dikelola dengan prinsip etika, transparansi, dan kemaslahatan sosial. Selain itu, teknologi blockchain dapat menjadi instrumen pendukung bagi pelaku ekonomi kreatif Muslim melalui sistem transaksi halal, pembiayaan digital, dan perlindungan hak kekayaan intelektual berbasis syariah. Temuan ini menegaskan pentingnya peningkatan literasi keuangan Islam, penguatan regulasi, serta kolaborasi antara otoritas keuangan, lembaga syariah, dan sektor kreatif untuk membangun ekosistem ekonomi digital yang berkelanjutan dan sesuai dengan maqāṣid al-sharīʿah. Dengan demikian, sinergi antara ekonomi Islam, kriptokurensi, dan ekonomi kreatif diharapkan dapat menjadi model baru pembangunan ekonomi umat yang inovatif, beretika, dan berkeadilan